Apa Kabar Pantai Sukaraja Bandar Lampung?

Apa Kabar Pantai Sukaraja Bandar Lampung?

KLASIK : Kondisi Pantai Sukaraja Bandar Lampung.-kompas-

RADARTV – Apa kabar Pantai Sukaraja Bandar Lampung ? Empat bulan sudah berlalu, sejak aksi bersih-bersih massal Pantai Sukaraja oleh Pandawara Group. Kini kondisi pantai di Jalan Ikan Selar (d/h Belakang Bioskop 21 Sukaraja), Bumi Waras, Kota Bandar Lampung ini menjadi lautan sampah. 

Sayang aksi bersih-bersih hanya sebatas gerakan sporadis. Tak dijadikan pembelajaran melalui program terukur bersih-bersih pantai. Meski sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam. Namun belum ada solusi jitu untuk mengatasinya.

Secara yurisdiksi penguasaan dan penanganan wilayah pantai dan laut ini menjadi kewenangan Pemprov Lampung. Namun secara teritori, yang mendiami kawasan ini merupakan warga Bandar Lampung.

Data dan Fakta 

Berlangsung Sejak Puluhan Tahun Lalu 

Memang kondisi lautan sampah Pantai Sukaraja dan pantai pesisir Bandarlampung setali tiga uang dengan kesadaran warga. Kesadaran individu- individu akan kebersihan lingkungan sangat buruk. Sejak nenek moyang, perilaku buang sampah sembarangan tak mampu diubah.  

Laut adalah TPS Terbesar dan Gratis 

Allah menciptakan dan menganugerahkan alam, pantai indah, laiut bersih agar dinikmati manusia normal. Dalam kondisi abnormal, manusia melihat laut sebagai anugerah tak terbanding. Sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tebersar. Sewaktu waktu bisa membuang sampah, apapun jenisnya. Termasuk membuang sampah masyarakat. 

Membuang sampah di laut, pantai dan daratan tidak harus berurusan dengan iuran Sokli, yang belakangan dijadikan bancakan korupsi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bandarlampung, siapaun yang menjabatnya. 

Limbah Rumah Tangga 

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara pernah datang ke lokasi Pantai Sukaraja dan melakukan pemetaan. Hasilnya sampah plastik di pantai ini 60 persen lebih adalah sampah plastik tidak bermerk. Seperti tali nelayan, kantong kresek, styrofoam, sandal, pakain bekas, alat nelayan, ember, ban, dan sampah karet, kaleng minuman hingga beling.

Sisanya 40 persen adalah sampah bermerk terdiri dari bungkus atau packaging makanan dan minuman, bungkus personal care seperti peralatan mandi, popok dewasa, pampers, bekas minuman air mineral, mencuci, hingga pembersih ruangan.

“Sampah plastik sachet makanan dan minuman, produsen Wings, Indofood, Unilever, Mayora, Ajinomoto, P&G, Unicharm, Pampers, Aqua, Nestle, Coca-Cola dan Softex adalah brand-brand besar yang sampahnya paling sering dijumpai, dan produsen ini harus dimintai pertanggungjawaban agar ikut membersihkan sampah Pantai Sukaraja,” tegas Prigi Arisandi, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton belum lama ini.

Mayoritas Berasal dari Hulu Sungai 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: