SMKN 8 Balam Gelar Workshop Penyelarasan Kurikulum Berbasis Dunia Kerja
BANDARLAMPUNG : Berstatus sebagai Sekolah Menangah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK), SMK Negeri 8 Bandarlampung terus berupaya meningkatkan mutu pendidika. Baik untuk tenaga pendidik dan siswa calon pekerja. Salah satu upaya yakni melalui pelaksanaan Workshop Penyelarasan Kurikulum Berbasis Dunia Kerja, dengan menggandeng dua nara sumber dari dunia industri. Mereka adalah Tri Sandhika Jaya dari Polinela Lampung dan Hendarto Setiawan dari Radar Lampung TV. Kepala SMK Negeri 8 Balam Firdaus menyatakan sekolah dengan ragam jurusan ini memang diproyeksikan untuk menerima siswa di Bandarlampung bagian Barat (Kemiling, Langkapura, Rajabasa, sejumlah kecamatan di Tanjung Karang) dan siswa dari Kabupaten Pesawaran. ”Dengan penerimaan sistem non zonasi (hanya mengunakan nilai akhir) maka kami banyak menerima siswa dari Bandarlampung wilayah barat dan Pesawaran,” ujar Kepala SMKN 8 Balam Firdaus. Pria perantauan berdarah Minang ini menyatakan sekolahnya terhitung sejak tahun 2020 sudah ditetapkan menjadi SMK Pusat Keunggulan. Terdapat banyak jurusan di sekolah yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol ujung perbatasan Balam – Pesawaran. ”Kami sangat bersyukur karena semakin banyak peluang untuk mengembangkan pendidikan di Bandarlampung,” sambungnya di sesi pembukaan acara.
Jurusan di SMK Negeri 8 Bandarlampung
- Desain Komunikasi Visual
- Pengambangan Perangkat Lunak dan Gim
- Teknik Kimia Industri
- Kimia Analisis
- Akuntansi Keuangan dan Lembaga
- Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
- Spa dan Kecantikan
- Busana
Percepatan kemajuan pendidikan di sekolah ini tidak lepas dari dukungan SDM tenaga pendidik yang memiliki potensi dan kualifikasi memadai. Ditambah usia guru muda-muda, memiliki semangat tinggi dan tentunya bisa mengembangkan jurusan di sekolah. ”Seyogyanya perhatian besar untuk program keahlian, terus dikembangkan sesuai jurusan dan aturan-aturan dari pemerintah. Role atau garis sudah ada, rel sudah ada, tinggal jalan mau cepat atau lambat,” sambungnya.Budaya Kerja Islam
Kesempatan ini, GM Radar TV Hendarto Setiawan menyajikan bahan Budaya Kerja Dunia Industri. Banyak sekali jenis budaya industry. Namun sebagai negara dengan umat Muslim mayoritas, pelaku usaha banyak melupakan dan tak menggunakan Budaya Kerja sesuai syariat Islam. Dalam agama Islam, sudah diatur bagaimana seorang muslim bekerja. Dengan mengadopsi Al Qur’an dan Sunnah, semua jenis usaha pasti akan berkah. Karena konsepnya bekerja adalah ibadah. ”Pelaku usaha banyak yang justru tinggalkan konsep bekerja yang diajarkan dalam agama Islam,” ujar Hendarto. Dibutuhkan pemahaman bersama bagi pelaku usaha, guru sebagai pekerja dan pengajar siswa-siswa calon pekerja. Konsep bekerja adalah ibadah merupakan pondasi yang harus ditanamkan kepada siapa saja termasuk siswa SMK calon pekerja. ”Semua sudah dijamin Allah, jika dikerjakan sesuai syariat agama Islam. Tidak ada bolos, kecurangan waktu, korupsi uang, dan tentunya senantiasa ingat Allah saat bekerja,” tukas pria berkacamata ini. (*)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: