Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kota Bandar Lampung
Mansur Hidayat -Foto : Ist-
Oleh : Mansur Hidayat
Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) FDIK UIN Raden Intan dan mahasiswa program doktor Studi Pembangunan FISIP Unila
RADARTVNEWS.COM - Pembangunan sebuah kota tidak dapat terselenggara secara optimal bahkan dapat menemui kegagalan tanpa keterlibatan aktif masyarakat sebagai pemilik sebenarnya dari wilayah tersebut. Hal ini karena kapasitas pemerintah sesungguhnya terbatas bahkan sangat terbatas, baik pada sisi sumberdaya manusia, sumberdaya sosial, bahkan pada kapasitas finansial. Sumber daya yang tersedia di tengah masyarakat sejatinya jauh lebih besar dari sumberdaya yang ada pada lembaga pemerintah kota. Semua daerah, termasuk didalamnya Kota Bandar Lampung, memiliki tantangan pembangunan yang kompleks, mulai dari persoalan infrastruktur, lingkungan hidup, hingga peningkatan kualitas hidup masyarakat. Persoalan-persoalan daerah tidak mungkin bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah daerah.
Pembangunan sebagai upaya mengatasi persoalan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memerlukan kolaborasi strategis antar berbagai stakeholders yang ada, terutama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam realitasnya, partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan kota keberadaannya masih relative minimalis dan jauh dari kadar optimal. Upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan kota Bandar Lampung juga belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan pemerintah daerah.
Pentingnya partisipasi masyarakat bukan sekadar wacana di dunia akademis dan bukan juga sekedar slogan-slogan pemanis. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan sebuah kebutuhan mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan yang relevan dengan dengan kebutuhan riel masyarakat.
Ketika masyarakat terlibat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan, maka hasil yang dicapai akan lebih tepat sasaran dan memiliki dampak sosial-ekonomi yang berkelanjutan. Karenanya upaya mewujudkan dan menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu terus dilakukan dan dijadikan pendekatan priotitas dalam membangun kota Bandar Lampung.
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan memiliki landasan teoritis yang kuat. Arnstein dalam konsep A Ladder of Citizen Participation, merumuskan bahwa wujud partisipasi masyarakat memiliki tingkatan mulai dari yang paling rendah hingga yang paling ideal. Partisipasi sejati terwujud ketika masyarakat memiliki kekuatan riel untuk mempengaruhi perencanaan program atau kebijakan pembangunan yang akan mempengaruhi kehidupan mereka.
Menurut Cohen dan Uphoff, partisipasi masyarakat dalam pembangunan mencakup empat tahap penting: partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan program, partisipasi dalam merasakan dan menerima manfaat, dan partisipasi dalam evaluasi. Keempat tahap ini harus berjalan secara simultan untuk dapat mencapai hasil pembangunan yang optimal.
Urgensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, masyarakat adalah pihak yang paling mengetahui dan memahami kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi di lingkungan tempat tinggal mereka. Apalagi di kalangan masyarakat perkotaan yang rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang relative lebih tinggi dari masyarakat pedesaan.
Pemahaman masyarakat terhadap persoalan riel yang dihadapi dalam kehidupan mereka di perkotaan, sebenarnya menjadi modal strategis bagi pemerintah dalam membangun kota. Kedua, partisipasi masyarakat dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap hasil pembangunan sehingga keberlanjutannya lebih terjamin. Dalam konteks pembangunan infrastruktur kota seperti jalan, fasilitas kesehatan dan fasilitas lain yang dibangun dengan anggaran pemerintah, rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat terhadap hasil pembangunan fasilitas itu, dapat menjadi instrument untuk membangun fasilitas fisik yang lebih berkualitas, lebih kokoh dan memiliki daya tahan tinggi.. Dalam konteks pembangunan fisik, partisipasi masyarakat juga bisa berdampak signifikan terhadap efisiensi anggaran pembangunan. dapat mengurangi biaya pembangunan dan meningkatkan efektivitas program.
Eksistensi partisipasi masayarakat yang ideal tentu saja bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan didorong oleh beberapa faktor. Pretty (1995) mengidentifikasi bahwa partisipasi masyarakat akan tumbuh ketika ada jalinan kepercayaan (trust) antara masyarakat dengan pemerintah, adanya transparansi informasi, dan tersedianya ruang yang memadai bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
Faktor internal yang mendorong partisipasi masyarakat meliputi tingkat pendidikan, kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat, semakin tinggi juga kecenderungan mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Faktor internal ini tidak akan terrealisasi tanpa faktor eksternal yang memberi daya dukung terhadap faktor internal. Dalam konteks ini faktor eksternal yang tidak kalah penting adalah kebijakan pemerintah yang mendukung partisipasi masyarakat. Hal ini meliputi adanya regulasi dan kebijakan yang jelas tentang mekanisme partisipasi, tersedianya saluran komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat, serta komitmen pimpinan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan.
Dalam konteks pembangunan di Kota Bandar Lampung, realitas partisipasi masyarakat dalam pembangunan masih menghadapi berbagai kendala sehingga belum begitu Nampak sebagai fenomena sosial yang terus tumbuh berkembang dengan subur. Kebijakan pimpinan daerah belum sepenuhnya memberikan ruang yang memadai bagi partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Suatu Ketika media di Bandar Lampung memebritakan tentang rencana wali kota Bandar Lampung untuk membangun wisata berupa kereta gantung di sebuah Kawasan kota.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
