BANNER HEADER DISWAY HD

Ribuan Ikan Mati di Pesisir Sayung, DLH Demak Selidiki Perubahan Kualitas Air

Ribuan Ikan Mati di Pesisir Sayung, DLH Demak Selidiki Perubahan Kualitas Air

--istimewa

RADARTVNEWS.COM - Fenomena matinya ribuan ikan di pesisir Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, menarik perhatian publik setelah video kejadian tersebut beredar luas pada Kamis malam (27/11/2025). Ikan yang tampak berwarna pucat terlihat mengambang dan menumpuk di tepian pantai.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Demak membenarkan adanya temuan itu. Petugas langsung diterjunkan untuk mengambil sampel air dan memeriksa kondisi sekitar lokasi. DLH juga memastikan bahwa area tempat ikan ditemukan bukan tambak yang sedang digunakan untuk produksi, melainkan kawasan yang tengah disiapkan menjadi kolam retensi untuk menampung sedimen.

Berdasarkan penjelasan awal dari DLH, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah perubahan kondisi perairan akibat sirkulasi air yang tidak berjalan normal. Perubahan bentuk permukaan tanah dan pembangunan infrastruktur di pesisir berpotensi menciptakan cekungan yang membuat air laut dan air payau sulit berganti.

Kondisi air yang terperangkap seperti ini rentan mengalami perubahan mendadak, mulai dari tingkat keasinan (salinitas), suhu, hingga kadar oksigen. Ikan yang sensitif terhadap perubahan tersebut bisa mengalami stres berat sehingga mati dalam jumlah banyak.

DLH menegaskan bahwa dugaan tersebut masih harus diuji lebih lanjut melalui analisis laboratorium.

BACA JUGA:Sri Lanka Tetapkan Darurat Nasional, Korban Banjir Akibat Siklon Ditwah Terus Bertambah

BACA JUGA:BNPB: 442 Warga Meninggal dan 402 Masih Hilang akibat Banjir dan Longsor di Sumatera

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah yang turut memantau kasus ini menyampaikan bahwa tidak ditemukan tanda pencemaran berat, seperti logam berbahaya atau limbah industri, berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan pada beberapa kejadian serupa di wilayah Sayung sebelumnya.

Kawasan pesisir Sayung memang dikenal sebagai area yang mudah mengalami perubahan kualitas air, terutama saat pasang surut, rob, atau ketika air terperangkap di titik-titik cekungan akibat penurunan tanah.

DKP juga mencatat bahwa kematian ikan massal pernah terjadi di wilayah yang sama pada periode sebelumnya, salah satunya saat salinitas menurun drastis karena bercampurnya air rob dengan air hujan.

Hingga saat ini, tim DLH masih menunggu hasil lengkap dari uji laboratorium terhadap sampel air dan bangkai ikan. Pemeriksaan tersebut meliputi parameter utama seperti kadar oksigen terlarut, perubahan suhu, tingkat keasinan, serta kemungkinan adanya bahan kimia lain yang memengaruhi kondisi perairan.

Pemerintah daerah meminta warga melaporkan jika menemukan kejadian serupa agar pemantauan dan penanganan dapat dilakukan lebih cepat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: