Studi: Menjadi Seorang ‘People Pleaser’ Bisa Memicu Penyakit Autoimun
Ilustrasi--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Pernah merasa selalu “ya” ke semua permintaan, takut mengecewakan orang, atau terpaku memenuhi harapan banyak pihak? Kalau iya, hati-hati penelitian kini menunjukkan bahwa perilaku people-pleasing atau terus-menerus menyenangkan orang lain tanpa menjaga diri sendiri bisa jadi faktor yang tidak sepele dalam kesehatan tubuh, khususnya terkait penyakit autoimun.
Menurut artikel The Daily Star, ketika seseorang berada dalam kondisi stres kronis karena perilaku menyenangkan orang lain dengan menekan kebutuhan sendiri, terus berusaha agar diterima, hingga menghindari konflik, ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh tetap aktif dalam mode ‘siaga’. Studi lain menunjukkan bahwa orang dengan gangguan stres atau trauma psikologis memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami penyakit autoimun dibanding mereka yang tidak.
BACA JUGA:Teman Tulus vs Teman Palsu: Mana yang Menjaga Mentalmu?
Survei sosiologis dari Women Rising menemukan adanya korelasi antara budaya “good girls” (yang selalu ingin menyenangkan) dengan angka lebih tinggi penyakit autoimun pada wanita. Penelitian klasik pun menunjukkan bahwa pada wanita dengan penyakit autoimun non-organ spesifik, karakter seperti hyperconformability (terlalu menyesuaikan diri), excessive kindness (terlalu baik), dan self-depreciation (meremehkan diri sendiri) lebih tinggi dibanding wanita tanpa penyakit autoimun.
Secara mekanisme, terus-menerus menekan emosi, mengabaikan sinyal tubuh, dan hidup dalam ketegangan sosial dapat memicu respons peradangan ringan yang berlangsung lama (low-grade chronic inflammation). Peradangan seperti ini dianggap sebagai salah satu lingkungan yang memungkinkan sistem imun “salah sasaran” menyerang jaringan sendiri.
BACA JUGA:Work-Life Balance: Rahasia Menjaga Produktivitas dan Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Mulailah dengan mengenali perilaku “selalu menyenangkan orang lain”. Latih diri untuk mengatakan “tidak” saat memang dibutuhkan, set batasan yang sehat, menjaga waktu untuk diri sendiri, dan beri ruang bagi emosi untuk diekspresikan secara sehat. Konsultasi ke profesional (psikolog atau dokter) juga bisa membantu jika kamu merasa dibebani oleh tuntutan eksternal dan tekanan internal terus-menerus.
Kalau kamu terus “menyenangkan orang lain” dengan membeli waktu, energi, bahkan kesehatan diri sendiri, bukan tidak mungkin tubuh akan “berbicara” lewat gejala penyakit. Jadi, jangan abaikan sinyal kecil yang muncul, baik itu kelelahan yang tak wajar, hingga nyeri yang berkepanjangan. Merawat diri sendiri bukan egois, tapi salah satu bentuk pencegahan untuk tubuh dan sistem imun kita.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
