BANNER HEADER DISWAY HD

Israel Mulai Serangan Darat ke Gaza City, Dunia Kecam Invasi

Israel Mulai Serangan Darat ke Gaza City, Dunia Kecam Invasi

-Dok. Anadolu-

GAZA, RADARTVNEWS.COM - Israel resmi memulai operasi darat besar-besaran ke GAZA City, kota terbesar di Jalur GAZA, pada Selasa (16/9). Militer Israel atau Israel Defense Forces (IDF) menyebut langkah ini sebagai tahap utama serangan, dengan tujuan melucuti infrastruktur Hamas. Ribuan warga GAZA sebelumnya sudah diminta meninggalkan wilayah tersebut.

Pasukan darat dilaporkan bergerak menuju kawasan tengah Gaza City. IDF menyatakan operasi akan dilakukan selama diperlukan atau sampai Hamas kalah. Seorang pejabat militer mengatakan operasi ini diharapkan berlangsung cepat dan aman, dengan keselamatan tawanan serta warga sipil sebagai prioritas (Reuters, AFP).

Sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 63 ribu warga Gaza dilaporkan tewas. Israel juga terus memberlakukan blokade ketat yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, membuat warga Gaza menghadapi krisis pangan akut. Hingga kini, jumlah korban terus bertambah di tengah serangan udara dan darat yang berulang.

Serangan darat ini merupakan kelanjutan dari rencana Israel untuk menduduki kembali Jalur Gaza. Pada 8 Agustus lalu, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk secara bertahap menguasai wilayah tersebut, dimulai dengan Gaza City. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa invasi akan menempatkan lebih dari satu juta warga Palestina tergusur secara paksa.

BACA JUGA:Komisi PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza, Ribuan Warga Sipil Jadi Korban

Agresi Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.800 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan. Rencana Israel mencaplok Gaza juga mendapat penentangan keras dari masyarakat internasional. PBB menyebut rencana itu akan berdampak pada distribusi bantuan kemanusiaan serta memperparah penderitaan warga Gaza.

Para pejabat Israel mengatakan serangan ke Gaza City bertujuan mencegah Hamas berkumpul kembali dan merencanakan serangan di masa depan. Mereka menyinggung serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya. Invasi darat yang direncanakan sejak dua bulan lalu pun memicu kritik internasional karena berisiko memperdalam krisis kemanusiaan.

Bahkan sebelum operasi dimulai, keluarga sandera yang masih ditahan Hamas menggelar protes di Israel. Sejumlah kerabat tawanan berunjuk rasa di luar rumah Perdana Menteri Netanyahu pada Senin malam. Sebagian di antara mereka mendirikan tenda sebagai bentuk permintaan agar pemerintah menunda operasi darat demi keselamatan sekitar 20 sandera.

Setelah hampir dua tahun perang balasan Israel terhadap Hamas, Jalur Gaza sebagian besar telah rata dengan tanah. Laporan terbaru PBB menyebut sebagian wilayah mengalami kelaparan dan distribusi bantuan terhambat. Lebih dari 64 ribu warga Palestina tewas menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara invasi ke Gaza City dinilai akan menutup peluang gencatan senjata yang didorong oleh banyak pihak internasional maupun domestik.

BACA JUGA:350.000 Warga Gaza Mengungsi: PM Qatar Serukan Aksi Hingga PBB Sahkan Deklarasi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: