Krisis Nepal Memanas, Pemerintah RI Evakuasi 18 WNI Tahap Pertama
Ilustrasi--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Situasi politik di Nepal memanas setelah pemerintah setempat pada awal September 2025 membatasi akses terhadap 26 platform media sosial. Namun, kebijakan itu hanya menjadi pemicu awal dari ketidakpuasan yang sudah lama terpendam.
Korupsi dan nepotisme yang merajalela, tingginya angka pengangguran pemuda, hingga ketidakstabilan politik berkepanjangan membuat gelombang demonstrasi besar-besaran tak terhindarkan.
Aksi yang dipelopori generasi muda ini berujung bentrokan dengan aparat dan menelan korban jiwa. Kondisi yang kian tidak stabil tersebut turut berdampak pada keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) di negara Himalaya itu.
Kementerian Luar Negeri RI mencatat terdapat 78 WNI yang berada di Nepal ketika krisis pecah. Mayoritas berada di Kathmandu, sementara sebagian kecil lainnya tersebar di Pokhara dan Lumbini. Data terbaru Kemlu bahkan menyebutkan jumlah WNI di Nepal mencapai 134 orang, terdiri dari 56 orang yang menetap dan 78 lainnya berstatus kunjungan singkat. Perbedaan angka ini terjadi karena ada delegasi resmi yang tidak sempat melapor sebelum keberangkatan sehingga belum masuk pendataan awal.BACA JUGA:Nepal Alami Krisis Politik, Presiden dan PM Mundur, Siapa Ambil Alih Pimpin Negara?
Demi memastikan keselamatan, pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan melakukan pemulangan secara bertahap. Rombongan pertama berjumlah 18 WNI dievakuasi pada Kamis (11/9) melalui Tribhuvan International Airport, Kathmandu, dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (12/9). “Tim Perlindungan WNI Pemerintah RI di Kathmandu mendampingi pemulangan rombongan pertama WNI di Nepal sebanyak 18 orang,” demikian keterangan resmi Kemlu.
Mereka yang dipulangkan berasal dari beragam latar belakang, mulai dari delegasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kesehatan, GIZ Indonesia, Asosiasi Hydro, hingga akademisi Universitas Indonesia dan sejumlah wisatawan.
Sebagian besar berada di Kathmandu untuk menghadiri program kerja sama energi terbarukan antara Indonesia, Nepal, dan Jerman, yakni The 3rd Exchange of the Renewable Energy Mini-Grids in South-South and Triangular Cooperation (ENTRI) Program yang digelar pada 8–12 September 2025.BACA JUGA:Kerusuhan dan Pembakaran Gedung Parlemen Nepal: Protes Gen Z atas Korupsi yang Meluas
Kemlu menegaskan pemantauan terus dilakukan terhadap puluhan WNI lain yang masih berada di Nepal. Tim Perlindungan WNI bekerja sama dengan KBRI Dhaka akan tetap berada di lapangan untuk menyiapkan langkah lanjutan, termasuk evakuasi tambahan apabila situasi semakin memburuk. Selain itu, pemerintah juga mengimbau WNI untuk menunda rencana perjalanan ke Nepal hingga kondisi kembali stabil.
Dengan situasi politik Nepal yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, pemerintah Indonesia menekankan bahwa keselamatan WNI tetap menjadi prioritas utama. Pemulangan tahap pertama diharapkan menjadi awal dari proses yang lebih luas untuk memastikan seluruh warga negara dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat.BACA JUGA:19 Orang Tewas, Demo Gen Z Nepal Tolak Pemblokiran Medsos Berujung Ricuh
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
