BANNER HEADER DISWAY HD

SMBC Indonesia Tumbuhkan Laba dan Penyaluran Kredit di Tengah Tantangan Ekonomi Global

SMBC Indonesia Tumbuhkan Laba dan Penyaluran Kredit di Tengah Tantangan Ekonomi Global

ilustrasi -Ist-

JAKARTA, RADARTVNEWS.COM - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) berhasil mencatatkan hasil positif sepanjang periode Januari–September 2025, meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang cukup besar. Bank ini berhasil menunjukkan ketangguhan melalui strategi adaptif yang mendukung kinerja laba operasional dan pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan.

Pertumbuhan Laba dan Kredit yang Solid

Selama tiga kuartal pertama 2025, SMBC Indonesia membukukan pendapatan operasional sebesar Rp13,8 triliun, yang mencerminkan kenaikan sebesar 11% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Pendapatan bunga bersih juga mencatatkan kenaikan 9% yoy, berkat margin bunga bersih (NIM) yang meningkat dari 6,8% menjadi 7,1% pada September 2025.

Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia, menjelaskan, "Kami terus menjaga kinerja yang solid dengan merespons perubahan pasar dan kebijakan moneter dengan cepat dan efektif. Fokus kami adalah menciptakan dampak berkelanjutan yang mendukung kemajuan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan nasabah."

Penyaluran kredit juga tumbuh 6% yoy, mencapai Rp186,2 triliun, dengan sektor retail menjadi salah satu kontributor utama. Kredit di segmen retail, seperti Joint Finance, Jenius, dan Mikro, menunjukkan kenaikan yang stabil. Bahkan, kolaborasi dengan Grup OTO, yang diakuisisi pada Maret 2024, turut mendongkrak angka penyaluran kredit.

BACA JUGA:Nol Rupiah Akan Dipangkas? Rencana Redenominasi Kembali Diaktifkan Pemerintah

Peningkatan Biaya Kredit dan Manajemen Risiko yang Cermat

Namun, peningkatan biaya kredit yang mencapai 45% yoy, yang totalnya mencapai Rp4 triliun, menjadi tantangan tersendiri bagi bank. Hal ini terkait dengan kenaikan cadangan di segmen Joint Finance serta pengakuan biaya kredit Grup OTO.

Meski begitu, SMBC Indonesia tetap menjaga kualitas portofolio kredit dengan praktik manajemen risiko yang disiplin dan proaktif. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 2,8%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi membaik dibandingkan dengan angka pada Juni 2025 yang tercatat di level 3,2%.

Pengelolaan Pendanaan yang Seimbang

Dalam hal pengelolaan pendanaan, SMBC Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid. Rasio likuiditas mencatatkan angka yang menggembirakan, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 277,8% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) mencapai 119,9%. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun mengalami kenaikan 6% yoy, dengan total mencapai Rp120,3 triliun.

Di sisi lain, produk digital perbankan Jenius juga mencatatkan kinerja yang positif. Dengan jumlah pengguna yang meningkat 7% yoy menjadi 6,3 juta orang, Jenius terus menjadi pemain utama dalam sektor perbankan digital, mendorong inklusi keuangan dengan berbagai produk inovatif yang mudah diakses.

BACA JUGA:Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III 2025, Menkeu Purbaya Yakin Momentum Terjaga

Dampak Berkelanjutan Lewat Program Daya

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: