Bencana di Sumatra Disebut “Manmade”, Prabowo Gerakkan Satgas Hutan dan Sawit

Selasa 02-12-2025,20:58 WIB
Reporter : MG-Ratu Adzkia Nabila Bernatta
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto turun langsung ke lokasi bencana di Sumatra setelah laporan kerusakan hutan menunjukkan dampak signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penanganan bencana dan pemulihan kawasan hutan berjalan efektif.

Pemerintah membentuk Satuan Tugas Penertiban Hutan dan Sawit pada awal 2025. Satgas ini bertugas menindak praktik pembabatan hutan dan sawit yang selama ini merugikan negara dan lingkungan, sekaligus mengambil alih lahan yang rusak akibat eksploitasi ilegal.

Seorang saksi yang ikut rombongan mengaku awalnya ragu atas pembentukan satgas tersebut. Ia mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk menertibkan praktik pembabatan hutan, terutama aktivitas sawit yang “selama lebih dari 20 tahun terakhir merampok aset kekayaan kayu Indonesia”.

Menurut saksi itu, sebagian pelaku usaha sawit memulai operasi dengan modal minim, menebang kayu untuk dijual, sekaligus memperoleh pinjaman dari perbankan nasional. Praktik ini disebut merugikan negara dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang masif.

Saksi juga menyinggung upaya penertiban pada rezim sebelumnya yang tidak efektif. Satgas lama disebut “hanya buat alat tekan ke para oligar untuk menyumbang kegiatan politik pejabatnya” dan bukan benar-benar menghentikan pembabatan hutan.

BACA JUGA:BNPB Umumkan Lonjakan Korban Bencana di Sumatra: 659 Jiwa Meninggal, 475 Masih Dicari

Satgas generasi sebelumnya dipimpin oleh “sang mantan”, namun tidak menghasilkan tindakan nyata. Yang terjadi justru konsolidasi para pengusaha besar untuk menjaga kepentingan mereka, sementara kerusakan hutan terus berlanjut.

Berbeda dengan sebelumnya, satgas yang kini dibentuk bergerak lebih cepat dan nyata. “Ternyata bukan saat gas ini dibentuk namun saat gas ini kencang bergeraknya,” ujarnya. Ia beberapa kali diminta mengikuti operasi lapangan mendadak.

Rombongan terbang menggunakan pesawat Hercules dari Lanud Halim menuju sejumlah lokasi bersama petinggi TNI, Kabareskrim Polri, Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, pejabat BUMN, hingga perwakilan Kementerian Keuangan.

“Saya bisa bersumpah. Saya saksi nyata kegiatan tersebut bukan basa-basi, Pak Presiden Prabowo kali ini,” ujarnya. Dari operasi ini, negara berhasil mengambil alih kembali lahan seluas 3,5 juta hektare.

Kondisi lapangan menunjukkan kerusakan hutan yang parah. Pelaku pembabatan disebut “memang sadis, kejam, dan merusak”. Kerusakan terjadi akibat aktivitas sistematis selama bertahun-tahun.

BACA JUGA:Akses Terputus: 10 dari 12 Kecamatan di Aceh Tamiang Terisolasi, Bantuan Darurat Sulit Didistribusikan

Sejarah kerusakan hutan di Sumatra juga pernah mendapat sorotan internasional. Video wawancara lama aktor sekaligus aktivis lingkungan Harrison Ford dengan mantan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan kembali viral, menyoroti kondisi Taman Nasional Tesso Nilo sekitar sepuluh tahun lalu.

Dalam wawancara itu, Ford mengingatkan bahwa “hanya 18 persen hutan yang masih tersisa” dan menyoroti jalur ilegal logging serta hutan yang terbakar. Zulkifli menanggapi bahwa pemerintah terus berupaya mengatasi persoalan tersebut, meski ker

Ia menilai bencana di Sumatra termasuk bencana “manmade” atau akibat ulah manusia. Alam merespons kerusakan, sementara masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban, kehilangan harta bahkan nyawa. Ia mengingatkan kompleksitas tugas Presiden Prabowo. 

Kategori :