RADARTVNEWS.COM - Macan tutul jawa (Panthera pardus melas), satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa, kembali menjadi sorotan setelah para peneliti dan lembaga konservasi merilis laporan terbaru mengenai kondisi populasinya yang semakin mengkhawatirkan. Status spesies endemik ini sudah lama berada pada kategori “Kritis Terancam Punah” menurut IUCN, namun data terbaru menunjukkan jumlahnya kini diperkirakan hanya tersisa beberapa ratus ekor di seluruh habitat alaminya.
Penurunan tajam ini terutama dipicu oleh penyusutan hutan yang terus terjadi di Jawa akibat ekspansi permukiman, pembangunan infrastruktur, dan alih fungsi lahan. Fragmentasi habitat membuat ruang jelajah macan tutul semakin sempit dan terisolasi, sehingga memengaruhi kemampuan kawin, ketersediaan mangsa, serta potensi konflik dengan manusia. Banyak kasus macan tutul yang turun ke perkebunan atau desa karena kehilangan sumber pakan, dan beberapa di antaranya tertangkap, dibunuh, atau mengalami stres berat.
Selain itu, perburuan liar dan perdagangan ilegal bagian tubuh satwa masih menjadi ancaman nyata, meskipun regulasi perlindungan sudah sangat ketat. Aktivitas jebakan babi hutan yang dipasang warga juga kerap melukai macan tutul yang secara tidak sengaja terperangkap. Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan sejumlah LSM terus melakukan patroli dan sosialisasi, namun luasnya wilayah dan minimnya sumber daya membuat pengawasan belum optimal.
BACA JUGA:Kemenhut Buka Suara Soal Ribuan Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera
BACA JUGA:Banjir dan Longsor Renggut Puluhan Nyawa di Sumatera Utara, BNPB Tetapkan Situasi Darurat
Di beberapa taman nasional seperti Ujung Kulon, Gunung Halimun Salak, Meru Betiri, Bromo Tengger Semeru, hingga Alas Purwo, kamera jebak masih mencatat keberadaan macan tutul. Namun data menunjukkan distribusinya semakin terfragmentasi dan tidak merata. Para ahli menilai bahwa tanpa penguatan perlindungan habitat, rehabilitasi koridor satwa, serta edukasi berkelanjutan kepada warga, kemungkinan kepunahan dalam beberapa dekade mendatang semakin besar.
Pemerintah menyatakan komitmennya untuk memperkuat program konservasi macan tutul jawa melalui restorasi hutan, penambahan personel pengawasan, dan penelitian ekologi populasi. Namun para pemerhati lingkungan menilai langkah ini harus dipercepat dan diperluas mengingat kondisi yang sudah berada pada titik kritis. Macan tutul jawa bukan hanya simbol kekayaan hayati Nusantara, tetapi juga bagian penting dari keseimbangan ekosistem. Jika upaya penyelamatan tidak dilakukan dengan serius, Indonesia berpotensi kehilangan salah satu predator puncak terakhir di Pulau Jawa selamanya.