Psikolog Peringatkan Jangan Terlalu Sering Curhat ke AI, Bisa Berdampak pada Kesehatan

Rabu 08-10-2025,07:44 WIB
Reporter : MG - Alkhansa Rizky A
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM – Di era digital seperti sekarang, banyak orang menjadikan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Gemini, Meta AI, Character.AI, Nomi, dan Replika sebagai “teman curhat” untuk melampiaskan stres dan emosi.

BACA JUGA:Perplexity AI, Inovasi Teknologi yang Mampu Menjawab Pertanyaan Lebih Spesifik

Namun, para psikolog kini mengingatkan bahwa kebiasaan curhat berlebihan kepada chatbot dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental.

Menurut laporan dari DailyMotion yang dikutip oleh MSN Indonesia, pakar psikologi menilai bahwa interaksi dengan chatbot bersifat palsu dan kosong secara emosional, meski terasa menenangkan di awal.

Omri Gillath, Profesor Psikologi dari University of Kansas, menjelaskan bahwa percakapan dengan AI memiliki efek yang berbeda dibandingkan dengan interaksi manusia sungguhan.

Gillath menegaskan, koneksi emosional yang dibangun dengan chatbot tidak mampu menggantikan kehangatan dan empati manusia asli, karena AI tidak memiliki kesadaran atau pengalaman emosional.

Akibatnya, pengguna bisa mengalami ilusi kedekatan emosional, yang dalam jangka panjang berisiko mengurangi kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan membangun hubungan sosial nyata.

Selain itu, para ahli juga menyoroti bahwa terlalu sering bergantung pada chatbot untuk dukungan emosional bisa membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosialnya dan mengandalkan jawaban otomatis untuk mengatasi masalah pribadi.

Hal ini dapat menyebabkan rasa kesepian, penurunan empati, serta ketergantungan psikologis terhadap sistem AI.

Meski begitu, para psikolog tidak sepenuhnya melarang penggunaan chatbot seperti ChatGPT. Mereka menekankan pentingnya mengelola intensitas penggunaan dan menyadari batasan teknologi ini.

Chatbot dapat digunakan sebagai alat bantu refleksi diri atau sumber informasi, namun tidak boleh menggantikan komunikasi dan dukungan dari sesama manusia.

Kesimpulannya, AI seperti ChatGPT memang bisa menjadi teman bicara yang membantu, tetapi interaksi manusia tetap tak tergantikan.

Jika merasa kesepian atau membutuhkan bantuan emosional, para ahli menyarankan agar tetap mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional seperti psikolog.

Kategori :