Dalam sidang, Purbaya juga menyampaikan bahwa pengelolaan APBN 2026 diarahkan untuk mendorong ekonomi nasional mencapai pertumbuhan 8 persen. Menurutnya, belanja negara yang produktif akan menjadi penopang daya beli masyarakat sekaligus penggerak sektor riil.
Namun, sejumlah pengamat menilai realisasi target pertumbuhan ini tidak akan mudah. Tantangan terbesar ada pada konsistensi pemerintah dalam memastikan penyerapan anggaran berjalan efektif, transparan, dan tepat sasaran.
“Kalau melihat pengalaman MBG di 2025, yang serapannya rendah dan menuai masalah distribusi, kita harus realistis. Lonjakan anggaran hingga Rp335 triliun bisa berisiko besar jika tata kelola belum dibenahi,” ujar Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS, dikutip dari Kompas.