BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - “Kerja di luar negeri, gaji besar, hidup lebih baik” janji manis ini kerap terdengar di desa-desa Lampung. Namun, tidak sedikit yang berakhir dengan mimpi buruk seperti disiksa, dieksploitasi, bahkan diperdagangkan.
Sejak 2022 hingga Mei 2025, Polda Lampung mencatat 44 kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan 84 korban, terdiri dari 75 orang dewasa dan 9 anak-anak. Data ini menunjukkan bahwa Lampung merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap praktik perdagangan orang.
Kasus TPPO di Lampung terus mendapatkan sorotan karena berlatar pada kondisi ekonomi dan informasi yang belum merata. BP2MI dan Kepolisian menyebut penyebab utama adalah pemberangkatan pekerja migran secara non-prosedural. Hal ini menciptakan peluang eksploitasi selama keberangkatan maupun di negara tujuan.
BACA JUGA:Begini Kondisi 400 WNI Korban Eksploitasi Online Scam di Myanmar Saat Tiba di Bandara Soeta
Beberapa faktor menjadi penyebab tingginya TPPO di Lampung:
1. Hampir 95–97% kasus kekerasan dan eksploitasi terjadi pada pekerja migran non-procedural/ illegal.
2. Perekrut memanfaatkan media sosial dan AI untuk menjaring calon korban, disertai manipulasi informasi dan iming-iming gaji tinggi .
3. Koridor regional migrasi khususnya melalui Pelabuhan Bakauheni dan kabupaten kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI), menjadi jalur transit bagi rekrutmen ilegal.
Perdagangan ini berdampak pada berbagai aspek, contohnya korban mengalami tekanan psikologis, kehilangan kontrol terhadap diri sendiri, serta eksploitasi ekonomi dan sosial. Dampaknya juga dirasakan oleh keluarga di kampung, karena mereka kehilangan anggota produktif dan menghadapi stigma sosial.
Oleh karena itu, upaya penanganan telah dilakukan oleh berbagai pihak. Penanganan TPPO di Lampung kini mengandalkan tiga aspek, yaitu penegakan hukum, preventif melalui edukasi migrasi aman, dan kerja sama lintas lembaga, mulai dari tingkat desa hingga provinsi. Pembentukan Satgas di desa serta sosialisasi formal mendukung pengawasan hulu.
BACA JUGA:9 Calon PMI : Kami Bukan Korban Perdagangan Manusia