Apa Makna Diam Itu Emas ?, Ini Konsep Diam Aktif Menurut Aa Gym

Senin 17-03-2025,10:49 WIB
Reporter : Putri Alifia Fitra
Editor : Jefri Ardi

Biasanya ada kenikmatan tersendiri jikalau penderitaan kita diketahui oleh orang lain. Bahkan, tidak jarang ada keinginan orang lain untuk ikut memikul kesusahan kita. Hal ini ditampakkan dengan keluhan atau cerita derita yang dramatis.

Sungguh sayang hasil dari sikap seperti ini karena akan memberi dampak buruk bagi citra diri. Kita akan tampak bagai orang yang tidak punya kesabaran, tukang mengeluh, penebar beban, pribadi yang lemah, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, marilah kita jaga lisan kita sekuat tenaga dari ungkapan keluh kesah dalam bentuk apapun, baik itu mengaduh, mengeluh, meraung, berdecak, atau cerita derita yang memelas berharap belas kasih orang lain.

Tampakanlah ketegaran, kesabaran yang prima dan kata terbaik untuk menghadapi musibah dengan "innalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun, segalanya milik Alloh Swt., dan kembali kepada Alloh Swt.

6. Diam dari Niat Riya dan Ujub

Berhati-hatilah ketika mencerita-kan amal, pengalaman, keilmuan atau pangkat, jabatan, dan gelar kita. Jangan sampai niat pembicaraan tersebut hanya sekedar untuk pamer mencari pujian dan penghormatan orang lain.

Ketahuilah bahwa penyakit riya atau pamer seperti itu sama sekali tidak akan menambah penghargaan orang lain melainkan sebaliknya akan menunjukkan sifat kekanak-kanakan kita. Tentu akan membuat jatuhnya nilai kredibilitas.

Maka, tahanlah diri dari keinginan untuk pamer. Jaga hati ini tidak usah tamak akan pujian penghargaan orang lain. Cukuplah Alloh Swt. yang mengetahui segala kebaikan dan prestasi kita dan biarlah Alloh Swt. jua yang menginformasikan dengan caranya. Jjikalau maslahat untuk diketahui orang lain, seperti yang diungkapkan Imam Ali "Barangsiapa yang melakukan amal yang kecil namun ikhlas maka Alloh Swt-lah yang akan membesar-besarkannya, dan sebaliknya barangsiapa yang mengerjakan amal besar namun riya maka Alloh Swt. akan mengecilkannya".

7. Diam dari Kata yang Menyakiti

Ingat bahwa kedzoliman yang dilakukan adalah pengundang kedzoliman kepada pembuatnya. Oleh karena itu, kita harus sekuatnya menghindar dari perkataan apapun yang akan menyakiti, melukai, menyinggung, atau yang membuat perasaan orang menjadi tidak nyaman, apakah dalam bentuk pernyataan, komentar, nasehat/kritik, kemarahan, sindiran, atau bentuk apapun. Upayakanlah agar perkataan kita bersih dari kedzoliman terhadap siapapun.

8. Diam dari Sok Tahu dan Sok Pinter

Hindari keinginan untuk menjawab setiap pertanyaan sehingga tampak bagai orang yang serba tahu atau mengomentari segala hal tanpa dasar kebenaran dan keilmuan yang tepat dan memadai.

Ketahuilah, sifat sok tahu dan sok pintar, benar-benar bumerang yang sangat mempermalukan dan memperlihatkan kerendahan kualitas diri.

Biasanya, orang arif sangat berhati-hati dalam memberikan komentar dan jawaban, bahkan tidak sungkan untuk mengatakan belum tahu serta rela dianggap bodoh daripada harus mengada-ada atau memaksakan untuk menjawab dengan jawaban yang dipaksakan. Kejujuran dan keterusterangan sama sekali tidak akan menjatuhkan wibawa. Justru yang menghancurkan wibawa adalah sifat sok tahu dan sok pintar.

Nah Saudaraku sekalian, kini jelaslah bahwa kebahagiaan, kemuliaan, kesuksesan dunia akhirat ternyata milik orang yang sangat berhati-hati menjaga lisannya, Rosululloh yang mulia adalah pribadi yang sangat mengesankan, puncak prestasi dan kemuliaan yang tidak tertandingi siapapun. Dan beliau memiliki ciri khas dalam berbicara. Beliau berbicara jikalau sangat diperlukan dengan kata-kata terpilih, sederhana namun sarat dengan makna, mudah dipahami, fasih, bersih, indah dan sangat berbobot. Fenuh manfaat bagi siapapun yang mendengarkannya. Sudah saatnya kita untuk selalu memilih kata terbaik dengan niat yang tulus. Biarlah mulut kita satu-satunya ini, hanya menyampaikan yang terbaik saja selama mulut ini masih bisa berbicara.

Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Alloh Swt. ridho sehingga diakhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "Laa ilaaha illalloft puncak perkataan yang menghantarkan ke surga, Aamiin. (*)

Kategori :