Sriwijaya: Menyingkap Misteri Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara

Selasa 22-10-2024,19:58 WIB
Reporter : MG-15 Bagus Darmawan
Editor : Jefri Ardi

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Di antara gemerlapnya peradaban Nusantara kuno, Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang berdiri megah sebagai bukti kejayaan maritim yang tak tertandingi. Kerajaan yang mulai berkembang pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi ini, Sriwijaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan yang makmur, tetapi juga menjadi mercusuar peradaban yang menyinari kawasan Asia Tenggara. Berikut ini adalah sedikit tentang kisah sejarah dan misteri dari Kerajaan Sriwijaya di Nusantara.

Awal Mula Kejayaan

Kerajaan Sriwijaya bermula dari tepian Sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan, Sriwijaya kemudian berkembang dari yang awalnya sebuah kerajaan kecil menjadi sebuah kekuatan maritim yang disegani. Letaknya yang strategis di Selat Malaka menjadikannya sebagai pengendali jalur perdagangan vital antara Tiongkok dan India. Sriwijaya memahami betul bahwa kekuatan ekonomi terletak pada penguasaan jalur pelayaran, dan mereka memaksimalkan potensi ini dengan brilian.

BACA JUGA:5 Strategi Efektif untuk Meningkatkan Penjualan Online

Kejayaan Maritim yang Mengagumkan

Armada kapal Sriwijaya yang tangguhlah yang menjadi tulang punggung kekuatan kerajaan ini. Dengan ratusan kapal dagang dan kapal perang, mereka mengamankan jalur pelayaran dan memungut cukai dari kapal-kapal yang melintas. Sistem perdagangan yang kompleks ini membuat Sriwijaya mampu mengumpulkan kekayaan yang luar biasa, menjadikannya kerajaan maritim terkaya di masanya.

Pusat Pendidikan Buddha

Tidak hanya unggul dalam bidang perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang termasyur. Kompleks pendidikan Buddhist di Sriwijaya menarik ribuan pelajar dari berbagai penjuru Asia, termasuk bhikkhu terkenal dari Tiongkok, I-Tsing, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar di sana. Hal ini membuktikan bahwa Sriwijaya bukan sekadar kerajaan dagang, tetapi juga pusat ilmu pengetahuan yang disegani.

Warisan Budaya yang Kaya

Peninggalan arkeologis Sriwijaya menunjukkan tingginya tingkat kebudayaan di kerajaan ini. Dari prasasti-prasasti kuno hingga arca-arca Buddha yang indah, setiap artifak menceritakan kisah tentang kemajuan seni dan budaya. Pengaruh kebudayaan Sriwijaya bahkan menyebar hingga ke Thailand dan Kamboja, membuktikan luasnya pengaruh kerajaan ini di kawasan Asia Tenggara.


Candi Bahal peninggalan Kerajaan Sriwijaya-pinterest-

Sistem Pemerintahan yang Maju

Sriwijaya menerapkan sistem pemerintahan yang terstruktur dan efisien. Raja dibantu oleh para pejabat tinggi yang disebut datu, mengatur wilayah yang luas dengan sistem administrasi yang rapi. Mereka juga menjalin hubungan diplomatik yang cerdas dengan kerajaan-kerajaan besar seperti Dinasti Tang di Tiongkok dan Kerajaan Chola di India Selatan.

BACA JUGA:Cara Membangun Brand yang Kuat di Era Digital

Kemunduran dan Warisan

Memasuki abad ke-13, kekuatan Sriwijaya mulai memudar. Serangan dari Kerajaan Chola pada abad ke-11, munculnya kerajaan-kerajaan baru, dan pergeseran jalur perdagangan menjadi faktor-faktor yang mempercepat kemundurannya. Namun, warisan Sriwijaya tetap hidup hingga kini. Peninggalan budayanya masih dapat dilihat di berbagai museum dan situs arkeologi, sementara semangat maritimnya terus menginspirasi generasi masa kini.

Pembelajaran untuk Masa Kini

Kejayaan Sriwijaya memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya penguasaan jalur maritim dan pengembangan diplomasi internasional. Di era modern ini, Indonesia dapat belajar dari Sriwijaya tentang bagaimana memaksimalkan potensi maritim untuk kemakmuran bangsa.

Kisah Sriwijaya adalah testimoni akan kejayaan maritim Nusantara di masa lalu. Kerajaan ini membuktikan bahwa dengan visi yang jelas, pengelolaan sumber daya yang baik, dan diplomasi yang cerdas, sebuah kerajaan maritim dapat mencapai kejayaan yang mendunia. Warisan Sriwijaya tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan potensi besar Indonesia sebagai negara maritim.

Kategori :