Indonesia Dilanda Deflasi 5 Bulan Berturut-Turut, Pemerintah Imbau Masyarakat Untuk Berbelanja

Kamis 03-10-2024,09:46 WIB
Reporter : MG-22-Azhari Farizky Maulana
Editor : Hendarto Setiawan

Kenapa deflasi bisa berbahaya?

1. Penurunan Permintaan: Ketika harga-harga turun, ini bisa menjadi tanda bahwa orang-orang mengurangi belanja, baik karena pendapatan mereka menurun atau mereka kehilangan pekerjaan. 

Jika permintaan barang dan jasa terus menurun, perusahaan akan mengalami kesulitan menjual produk mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan usaha.

2. Pengurangan Produksi: Karena penjualan menurun, perusahaan akan mulai mengurangi produksi, yang kemudian memperburuk situasi ekonomi. 

Kurangnya produksi dan investasi juga menghambat pertumbuhan ekonomi.

3. Dampak Terhadap Utang: Deflasi membuat nilai uang meningkat, tetapi ini berdampak buruk bagi orang-orang atau perusahaan yang memiliki utang. 

Mereka harus membayar kembali pinjaman dengan uang yang nilainya lebih tinggi, yang memperparah beban keuangan mereka.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, deflasi selama lima bulan berturut dapat mencerminkan penurunan daya beli masyarakat. Banyak orang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan, yang menyebabkan pengeluaran berkurang. 

Penjualan barang-barang besar seperti mobil dan motor juga menurun. Jika terus dibiarkan, ekonomi bisa mengalami resesi, yang merupakan kontraksi ekonomi yang serius.

BACA JUGA :Perilaku Menyimpang Eksebisionisme : Mahasiswa PTN di Lampung Pamer Alat Kelamin di Minimarket

Apa yang bisa dilakukan?

1. Bagi Masyarakat Menengah Ke bawah: Penting untuk lebih bijaksana dalam mengelola pengeluaran, fokus pada kebutuhan yang penting, dan sebisa mungkin hindari mengambil utang baru.

2. Bagi Masyarakat Menengah Ke atas: Sebaiknya meningkatkan pembelian produk dalam negeri untuk membantu perekonomian lokal, alih-alih membeli produk impor.

3. Bagi Pemerintah: Pemerintah perlu berhenti menghabiskan dana untuk proyek-proyek besar yang tidak mendesak, memberantas korupsi, dan fokus pada kebijakan yang mendorong kelas menengah untuk tetap berbelanja. 

Mungkin juga perlu mempertimbangkan kebijakan "helicopter money", yaitu memberikan stimulus langsung ke masyarakat untuk meningkatkan daya beli.

Kategori :