LAMPUNG TENGAH, RADARTVNEWS.COM - Pengabdian dilakukan dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam produksi serbuk “Jhamoe”. Termasuk pemasaran berbasis online yang bertujuan untuk menambah jumlah produksi dan penggunaan media online untuk memasarkan produk serbuk “Jhamoe”.
Tujuanya yakni pendapatan tambahan keluarga meningkat. Jamu sebagai bagian dari kearifan lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan yang bermanfaat bagi kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.
Pengabdian ini dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Mewangi, Kampung Untoro, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.
KWT berhasil memanfaatkan hasil pertanian dan mengolahnya menjadi produk yang memiliki manfaat dibidang kesehatan yaitu serbuk jamu instan bermerk “Jhamoe” dengan izin usaha dan bersertifikat halal.
Tetapi pengelolaan serbuk jamu instan ini belum dapat berkembang secara optimal dikarenakan mengalami kendala dalam jumlah produksi yang banyak, karena alat yang digunakan masih manual dan konvensional.
Serta pemasaran secara manual sehingga perlu adanya teknologi tepat guna untuk meningkatkan jumlah produksi.
“Permintaan akan serbuk jamu instan yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah penawaran produk dan pemasaran online menyebabkan kurang efisien dalam segi waktu serta tenaga yang digunakan, yang mengakibatkan keuntungan dari hasil pengolahan serbuk jamu ini tidak bisa menjadi pendapatan tambahan keluarga,” jelas Ketua Tim Pengabdian Masyarakat STIPER Dharma Wacana Ainul Mardliyah, M.Si.
Ainul memastikan Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan kolaborasi dengan KWT Sekar Mewangi di Kampung Untoro dilakukan STIPER Dharma Wacana setelah lolos hibah Program Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) 2024 dari Kementerian Pendidikan Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Serbuk jamu instan ini memiliki khasiat dapat menjaga sistem imun tubuh, permintaan akan produk “Jhamoe” cukup banyak hanya saja alat yang digunakan masih manual dan konvensional dalam pengolahan serbuk jamu,” jelas dia.
Sehingga perlu adanya pendampingan dan pelatihan dalam penggunaan inovasi berupa teknologi tepat guna seperti penggunaan mesin penggiling/ penghancur rempah, alat pengepres/ penyaring ampas rempah, dan mesin kristalisasi.
”Dengan adanya kegiatan ini diharapkan adanya perubahan dari teknologi konvensional dan manual menjadi produksi secara mekanis dengan menerapkan peralatan yang dapat bekerja dengan mekanis dan otomatis sehingga produksi akan meningkat serta dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya produksi,” tegas Ketua Pelaksana.