Proses fermentasi meningkatkan bioavailabilitas nutrisi dalam makanan, artinya tubuh lebih mudah menyerap vitamin dan mineral penting seperti vitamin B, K2, dan zat besi.
4. Membantu Menurunkan Berat Badan
Sebagian orang yang menjalani diet makanan fermentasi mengaku merasa kenyang lebih lama, sehingga membantu mereka mengurangi konsumsi makanan berlebih dan mengontrol berat badan.
Tren di Kalangan Generasi Muda
Makanan fermentasi telah menjadi pilihan populer dikalangan generasi muda, terutama mereka yang peduli akan kesehatan dan gaya hidup holistik.
Popularitas ini sebagian besar didorong oleh informasi yang mudah diakses melalui media sosial, di mana banyak influencer kesehatan dan nutrisi membagikan manfaat dari mengonsumsi makanan fermentasi.
Kombucha, misalnya, kini dapat ditemukan dengan mudah di berbagai kafe dan supermarket. Menjadikan minuman ini sebagai bagian dari life style anak muda sekaligus menyehatkan.
Potensi Risiko dan Batas Konsumsi
Meskipun makanan fermentasi memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan fermentasi dapat menyebabkan perut kembung atau gangguan pencernaan pada beberapa orang, terutama yang sensitif terhadap asam.
Selain itu, beberapa produk fermentasi, seperti kimchi, mengandung garam dalam jumlah tinggi, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang.
Kesimpulan
Makanan fermentasi menjadi salah satu tren diet yang tidak hanya mengikuti arus mode, tetapi juga didukung oleh berbagai penelitian ilmiah tentang manfaatnya bagi kesehatan.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan memasukkan makanan fermentasi secara teratur, kita bisa menjaga kesehatan usus, yang pada gilirannya mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Tren ini sepertinya akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kesehatan dan kesejahteraan.
Sudahkah Anda mencoba memasukkan makanan fermentasi ke dalam pola makan sehari-hari? (*)