Kucing emas atau golden cat atau fire cat (C. temminckii) dapat ditemukan di wilayah tropis dan subtropis di Asia barat daya, mulai dari China dan India, hingga Semenanjung Melayu, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kucing kampung, kucing emas memiliki ukuran dan suara yang berbeda. Tak jarang, warga yang melihat kucing emas kerap mengira sebagai anak harimau.
Kendati disebut kucing emas, warna bulu cukup bervariatif. Ada yang berwarna emas kecokelatan, cokelat, hitam, merah rubah, dan abu-abu.
Kucing emas Asia memiliki ciri khas, yakni warna garis putih dan hitam memanjang dari mata hingga leher. Kemudian bagian bawah perut, kaki bagian dalam, dan bawah ekor biasanya berwarna putih.
World Wildlife Fund (WWF) mengatakan spesies kucing emas masih satu famili dengan harimau, yaitu Felidae.
Kucing emas merupakan salah satu kucing hutan. Sunarto menyebut ada 9 jenis kucing hutan, antara lain harimau, macan tutul, macan dahan, dan kucing emas.
"Untuk kucing emas, ukurannya sedikit lebih kecil dibanding macan dahan dan lebih besar dibanding kucing kampung. Perkiraan kasar saya ukurannya 60-80 sentimeter," kata Sunarto saat itu.
Mereka juga merupakan pemanjat ulung dan hewan yang dapat berburu. Jika keberadaannya terusik atau terganggu, sangat mungkin kucing dapat menyerang. Lembaga internasional untuk konservaasi alam (IUCN) yang fokus menangani hewan-hewan terancam punah menyatakan bahwa kucing emas statusnya Near Threatened atau rentan punah. (*)