Firasat para saksi mulai muncul saat mereka mulai menemukan sepatu, golok dan celana milik korban dalam kondisi berserakan, robek bercampur bercak darah. Mereka meneruskan pencarian ke arah semak belukar pakis. Di sanalah, korban ditemukan dalam kondisi penuh luka cabik, cakar, dan gigitan harimau.
”Korban Gunawan ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Sekujur tubuhnya penuh dengan darah, sejumlah anggota tubuh ada yang hilang dan banyak tulang patah,” kata salah satu saksi.
Atas penemuan ini, saksi melaporkan kepada aparat pekon (desa) dan Polsek BNS. Aparat kepolisian, pekon dan warga mengevakuasi jasad korban ke Puskesmas Sri Mulyo guna menjalani visum et repertum.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis oleh kepala UPT Puskesmas Pekon Sri Mulyo dr. Vina Sangga Viviani disebutkan jikalau korban diperkirakan telah meninggal dunia sekira 7 jam.
”Bagian pinggul dan alat kelamin (maaf) hilang dengan luka robek dan sayat pada tubuh korban,” tulis keterangan medis.
Ditemukan luka robek di atas telinga kanan, tulang kaki bagian paha kanan patah, tempurung kepala bagian belakang berlobang, lengan kiri patah dan terdapat sekitar 14 Luka cakar di punggung korban.
”Dapat disimpulkan korban meninggal dunia dengan sebagian organ tubuh (Pinggul) hilang karena diterkam (dimansa) binatang buas jenis harimau,” jelasnya.
Sejauh ini, barang bukti yang berhasil diamankan adalah pakaian korban, sepeda motor, golok dan sepatu. Semuanya robek dan ada bercak darah.
Pihak kepolisian usai konflik satwa liar dan manusia ini langsung berkoordinasi dengan Resor Kehutanan Suoh dan BKSDA Bengkulu guna penanganan satwa liar disekitar kebun warga. (*)