UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Takbenda Ke-13, Malaysia Kembali Gigit Jari

Kamis 07-12-2023,13:36 WIB
Reporter : coy
Editor : Hendarto Setiawan

Tiga Genre Tari Bali (2015)

Kapal Pinisi (2017)

Tradisi Pencak Silat (2019)

Pantun (2020)

Gamelan (2021)

Jamu (2023)

"Penetapan ini menguatkan upaya Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya, serta berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global,” lanjut Nadiem. 

Menurut Nadiem, jamu sebagai salah satu warisan budaya Indonesia mewakili hubungan mendalam, bermakna, serta harmonis antara manusia dan alam. 

”Jamu telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad,” sambungnya. 

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menjelaskan bahwa jamu adalah ramuan obat tradisional asli Indonesia yang dibuat dari bahan alami. Jamu memiliki fungsi untuk mencegah, mengobati, memulihkan, serta memelihara kesehatan dan kecantikan.

Malaysia Incar Klaim Warisan Budaya Indonesia 

Sudah ada 13 WBTb Indonesia yang diakui UNESCO. Upaya ini merupakan keseriusan pemerintah Indonesia untuk melawan upaya klaim pemerintah Malaysia. 

Pemerintah mencatat ada 13 warisan budaya Indonesia yang pernah dan masih diincar oleh Malaysia. Antara lain, pencak silat, wayang, batik dan angklung. 

Namun masih ada sejumlah warisan budaya Indonesia yang tengah diincar. Mulai dari Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange, Tari Pendet, Tari Piring, Tari Tor-tor, Lunpia / Lumpia Semarang, Beras Adan dan Kuda Lumping. 

Menko PMK Muhadjir Effendy pernah menggalang dukungan masyarakat agar warisan budaya Indonesia tak dicuri negara lain.”Kita harus melindungi warisan budaya Indonesia dengan berupaya keras mendaftarkan ke UNESCO,” tandasnya. 

Malaysia sangat gencar mengklaim sekaligus mengkampanyekan jikalau budaya Indonesia asli merupakan budaya mereka. Contoh teranyar adalah klaim terhadap lagu Rasa Sayange. Lagu ini berasal dari Maluku yang diciptakan oleh Paulus Pea. Pemerintah Malaysia menjadikan lagu ikonik ini mulai tahun 2007 dengan menjadikannya sebagai lagu dalam video promosi wisata Truly Malaysia. Dalihnya lagu ini merupakan lagu milik bangsa Kepulauan Nusantara dan Malaysia menjadi bagian di dalamnya. (*)

Kategori :