4. Saat Hari Jum’at setelah Ashar
Salah satu amalan yang bisa dikerjakan saat hari Jum’at adalah membaca doa. Hari Jum’at merupakan waktu mustajab untuk berdoa.
Umat Islam bisa membaca doa hari Jum’at setelah Ashar. Waktu sore hari dapat dimanfaatkan untuk membaca doa-doa.
Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, hari Jumat bisa menjadi waktu yang tepat untuk berdoa karena Allah SWT akan mengabulkan doa hambaNya yang memohon.
Manusia hanya bisa mengandalkan kekuatan dan perlindungan dari Allah SWT. Berdoa menjadi cara terus mendekatkan diri manusia dengan Sang Pencipta.
Bukannya hanya terus menerus memohon tetapi juga menyampaikan ungkapan syukur atas segala nikmat dan kebahagiaan yang boleh dirasakan.
Salah satu waktu mustajab untuk memanjatkan doa-doa permohonan adalah hari Jumat setelah Ashar. Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’(HR. Abu Dawud)
Imam Ahmad rahimahullah menjelaskan bahwa waktu mustajab itu adalah ba’da ashar, beliau berkata,
قال الإمام أحمد : أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة : أنها بعد صلاة العصر ،
وتُرجى بعد زوال الشمس . ونقله عنه الترمذي
“Kebanyakan hadits mengenai waktu yang diharapkan terkabulnya doa adalah ba’da ashar dan setelah matahari bergeser (waktu shalat jumat).” (Lihat Fatwa Sual Wal Jawab no.112165)
Salah satu do’a yang dianjurkan dibaca saat hari Jum’at setelah Ashar yakni :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ خَلَقْتَنِي ، وَأَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ ، وَفِي قَبْضَتِكَ ، وَناصِيَتِي بِيَدِكَ ، أَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي ، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبُ إِلا أَنْتَ
Allahumma Anta Rabbi laa ilaaha illa Anta khalaqtani, wa ana abduka wabnu amatika wafi qabdhotika wa nasiyati bi yadika. Amsaitu ala ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzu bika min syarri ma shona’tu. Abu’u bi ni’matika wa abu’u bidzanbi faghfirly dzunubi. Innahu la yaghfirudz dzunuba illa Anta.