RADARTV : Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengeluarkan kebijakan kontroversial terkait solusi mengatasi harga beras yang terus meroket. Mendagri menyarankan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan pokok selain nasi seperti ubi, sorgum, sukun, jagung dan sejenisnya sebagai bentuk diverifikasi pangan. "Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga karbohidrat-karbohidrat lain," pesan Tito di Jakarta belum lama ini. Mantan Kapolri ini memastikan sejumlah jenis beras menggandung gula, sebagai sumber penyakit diabetes melitus. Mengacu tugas dan pengalaman sebagai polisi di tempatkan di sejumlah daerah, banyak sumber karbohidrat lain yang bisa menggantikan beras. ”Ada papeda, sorgum, sagu, jagung, talas, yam, ubi jalar, hingga sukun. Semuanya bisa menjadi pengganti beras dan sehat,” jelasnya. Pihaknya mengajak bangsa ini mengkampanyekan gerakan makanan nonberas. "Jangan minder dan rendah untuk makan makanan itu. Saya saja makan-makanan itu tiap hari, yakni keladi, kemudian sukun, jagung, itu semua makan makanan sehat," sambungnya. Dalam satu pekan terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan. Bahkan, untuk harga beras kualitas bawah I menjadi Rp 13.350 per kilogram. Lalu kualitas medium menyetuh harga Rp15 ribu dan kualitas premium sebesar Rp17.500 Untuk mendukung kampanye ini, pemerintah sudah menyiapkan slogan nasional, ‘Kenyang Tidak Harus Nasi’. Sebelumnya, Menteri Pertanian SYL (Syahrul Yasin Limpo) juga menyarankan agar masyarakat mengganti makanan pokok selain nasi.
Mendagri Minta Warga Tinggalkan Makan Nasi, Tapi Harga Pangan Pengganti Lebih Mahal
Minggu 08-10-2023,08:10 WIB
Editor : redaksirltv
Kategori :