BANNER HEADER DISWAY HD

Pemerintah Luncurkan 16 Sekolah Garuda untuk Pemerataan Pendidikan Berkualitas

Pemerintah Luncurkan 16 Sekolah Garuda untuk Pemerataan Pendidikan Berkualitas

-Instagram/sekolahgaruda.ri-

RADARTVNEWS.COM - Pemerintah resmi meluncurkan program Sekolah Garuda di 16 titik di seluruh Indonesia, Rabu (8/10/2025). Langkah ini menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto sebagai upaya nyata mewujudkan pemerataan akses pendidikan berkualitas di setiap pelosok negeri.

Sekolah Garuda dirancang untuk membuka jalan bagi anak-anak Indonesia berprestasi dari berbagai daerah agar mampu menembus kampus-kampus terbaik dunia. “Sekolah Garuda menjadi penyempurna orkestrasi transformasi pendidikan,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Stella Christie di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurut Stella, inisiatif ini merupakan realisasi visi besar Presiden Prabowo untuk melahirkan generasi unggul di bidang sains dan teknologi yang siap membawa Indonesia menuju Generasi Emas 2045. Program ini menjadi simbol harapan baru bagi generasi muda untuk belajar, berinovasi, dan berprestasi di lingkungan pendidikan yang setara.

“Sekolah Garuda adalah cara pemerintah memperluas akses pendidikan unggul yang inklusif. Meracik talenta sains dan teknologi dari anak-anak berprestasi di penjuru negeri,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Garuda menjadi investasi jangka panjang dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan berkarakter kebangsaan.

Pengenalan serentak Sekolah Garuda dilakukan di 12 Sekolah Garuda Transformasi serta 4 lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru. Dua skema ini menjadi strategi utama untuk memperkuat lembaga pendidikan unggulan sekaligus memperluas jangkauan sekolah di wilayah prioritas pembangunan nasional.

BACA JUGA:Prabowo Tinjau Sekolah Rakyat, Targetkan 500 Sekolah dan 330 Ribu Smart TV

Dua belas Sekolah Garuda Transformasi meliputi SMAN 10 Fajar Harapan (Aceh), SMA Unggul Del (Sumatera Utara), MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan), SMAN Unggulan MH Thamrin (DKI Jakarta), SMA Cahaya Rancamaya (Jawa Barat), SMA Taruna Nusantara (Magelang, Jawa Tengah), dan SMA Pradita Dirgantara (Boyolali, Jawa Tengah).

Daftar tersebut juga mencakup SMAN 10 Samarinda (Kalimantan Timur), SMAN Banua BBS (Kalimantan Selatan), MAN Insan Cendekia Gorontalo (Gorontalo), SMAN Siwalima Ambon (Maluku), serta SMA Averos Sorong (Papua Barat Daya). Sekolah-sekolah ini akan diperkuat dari sisi manajemen, kurikulum, serta pelatihan tenaga pengajar.

Sementara itu, empat lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru berada di Belitung Timur (Kepulauan Bangka Belitung), Timor Tengah Selatan (Nusa Tenggara Timur), Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara), dan Bulungan (Kalimantan Utara). Pembangunan fisik dan infrastruktur pendidikan di empat titik ini ditargetkan rampung bertahap mulai 2026.

Hingga 2029, pemerintah menargetkan 80 sekolah menjadi bagian dari Sekolah Garuda Transformasi serta membangun 20 Sekolah Garuda Baru di daerah prioritas. Program ini diharapkan menjadi model pendidikan unggulan nasional yang mempertemukan potensi akademik, karakter, dan semangat pengabdian kepada bangsa.

Stella menjelaskan, Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama. Pertama, penyeimbang akses, yakni pemerataan kesempatan bagi semua anak Indonesia untuk berprestasi tanpa batas wilayah. Kedua, inkubator kepemimpinan, yang menanamkan karakter dan nilai kebangsaan bagi calon pemimpin masa depan. Ketiga, penguatan prestasi dan pengabdian, yaitu membentuk siswa yang unggul akademik sekaligus berjiwa sosial.

BACA JUGA:Gratis Biaya Sekolah untuk 24 Ribu Siswa SMA/SMK di Papua Tengah, Program Meluas ke SD & SMP Tahun Depan

“Selain unggul secara akademik, siswa Sekolah Garuda diharapkan tetap memiliki semangat melayani dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujar Stella. Ia menambahkan, pendidikan tidak boleh berhenti pada pencapaian pribadi, melainkan harus menjadi sumber manfaat bagi lingkungan dan bangsa.

Keberadaan Sekolah Garuda juga menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam penguatan sumber daya manusia (SDM) unggul. Berdasarkan Human Capital Index, rata-rata siswa Indonesia baru memanfaatkan 54 persen dari potensi utuhnya, sehingga diperlukan sistem pendidikan yang mampu mengoptimalkan talenta nasional secara menyeluruh.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: