Kapan Supermoon Kembali Bisa Disaksikan? Catat, Ini Tanggal dan Waktunya!
Ilustrasi--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Fenomena langit istimewa akan kembali menyapa Bumi pada tahun 2025. Tercatat, tiga kali Supermoon akan muncul masing-masing pada 7 Oktober, 5 November, dan 4 Desember 2025. Pada malam-malam tersebut, Bulan akan tampak lebih besar, lebih terang, dan memukau dari biasanya.
Apa Itu Supermoon?
Supermoon adalah peristiwa ketika Bulan mencapai fase purnama di saat posisinya berada paling dekat dengan Bumi, yang disebut perigee. Jarak ini sekitar 356.000 kilometer lebih dekat dibanding rata-rata jarak Bulan ke Bumi yang mencapai 384.000 kilometer. Karena lebih dekat, ukuran Bulan di langit tampak hingga 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada purnama biasa.
Meski setiap tahun ada 12 hingga 13 kali Bulan purnama, hanya beberapa di antaranya yang bisa disebut Supermoon. Sebagian lainnya terjadi ketika Bulan berada di posisi lebih jauh, sehingga tampak lebih kecil dan redup.
Menariknya, Supermoon tidak selalu dapat disaksikan, terutama jika terjadi saat fase Bulan baru, ketika sisi yang menghadap Bumi tidak menerima cahaya Matahari. Fenomena ini dikenal sebagai “supermoon baru”, dan sering kali luput dari perhatian karena tidak terlihat langsung.
BACA JUGA:Fenomena Langka, Ini Lokasi Kamu Bisa Melihat Gerhana Bulan Total Besok Malam
Cara Menyaksikan Supermoon dengan Benar
Tidak diperlukan teleskop atau alat bantu apa pun untuk menikmati keindahan Supermoon. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah saat Bulan baru saja terbit di cakrawala timur, tepat setelah Matahari terbenam. Pilihlah lokasi dengan minim polusi cahaya, seperti area pegunungan, pantai, atau tempat terbuka di pinggiran kota.
Menggunakan kamera dengan mode malam atau tripod juga dapat membantu menangkap momen Bulan raksasa ini secara lebih jernih. Pastikan cuaca cerah agar cahaya Bulan tidak terhalang awan.
BACA JUGA:Pertama di Luar Angkasa, Eropa Buat Gerhana Matahari, Apa Tujuannya?
Dampak Supermoon bagi Bumi
Secara ilmiah, Supermoon tidak menimbulkan efek besar pada kehidupan manusia. Namun, tarikan gravitasinya sedikit lebih kuat dibandingkan Bulan purnama biasa. Perbedaan ini sekitar 4 persen lebih besar, cukup untuk memicu pasang surut air laut yang lebih tinggi. Fenomena ini disebut “pasang surut raja” (perigean spring tide), biasanya terjadi satu hari setelah fase Bulan purnama atau baru.
Ketinggian pasang air ini juga bergantung pada bentuk garis pantai dan kondisi cuaca di wilayah tertentu. Karena itu, di beberapa daerah pesisir, masyarakat diminta waspada terhadap potensi banjir rob ringan.
Fenomena Langit yang Patut Dinantikan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
