BANNER HEADER DISWAY HD

ODHA di Lampung Tembus 10 Ribu, Naik Tajam dan Angkat Lampung ke Peringkat 13 Nasional

ODHA di Lampung Tembus 10 Ribu, Naik Tajam dan Angkat Lampung ke Peringkat 13 Nasional

--

RADARTVNEWS.COM - Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Lampung hingga akhir 2024–awal 2025 tercatat sekitar 10.093 jiwa berdasarkan estimasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Angka ini lebih tinggi dibandingkan estimasi 2022 yang berada di kisaran 5.600–6.000 orang, sehingga dapat dikatakan tren ODHA di Lampung masih cenderung meningkat, bukan menurun. Dari estimasi tersebut, baru sekitar 6.570 orang (sekitar 65 persen) yang berhasil ditemukan dan tercatat dalam sistem layanan kesehatan, artinya masih banyak warga yang hidup dengan HIV namun belum terdeteksi dan belum mengakses pengobatan.​

Kota Bandar Lampung menjadi wilayah dengan kasus terbanyak. Data Dinkes menyebut, hingga 2024 ada 1.323 orang di Bandar Lampung yang aktif menjalani terapi antiretroviral (ARV), sementara laporan lain dari jejaring pendamping pasien menyebut total warga yang pernah terinfeksi di kota ini mendekati 3.000 orang. Khusus sepanjang Januari–Oktober 2025, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung menemukan 465 kasus baru HIV dari hampir 34 ribu orang berisiko yang menjalani tes, menunjukkan bahwa penemuan kasus baru masih terus berjalan dan beban epidemi belum melandai.​

Secara nasional, Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga mitra memperkirakan ada sekitar 564 ribu ODHA di Indonesia per Maret 2025, dengan sekitar 356 ribu di antaranya sudah ditemukan dan 67 persen di antara yang ditemukan telah menjalani pengobatan ARV. Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi masih didominasi daerah-daerah dengan populasi besar dan mobilitas tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua, sementara beberapa provinsi dengan penduduk relatif sedikit seperti Bangka Belitung dan Gorontalo berada di kelompok kasus terendah. Dalam pemeringkatan nasional, Lampung disebut berada di posisi ke-13 jumlah kasus HIV/AIDS, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-21.​

BACA JUGA:Stroke Jadi Pembunuh Nomor Satu di Indonesia 2025, Gejalanya Sering Dianggap Remeh

Kenaikan peringkat Lampung ini punya dua sisi. Di satu sisi, angka tersebut menunjukkan penularan masih terjadi dan belum terkendali sepenuhnya. Di sisi lain, Dinkes daerah menilai peningkatan ini juga dipengaruhi deteksi dini yang makin gencar dan meluas ke kelompok berisiko, sehingga lebih banyak kasus yang sebelumnya tersembunyi kini tercatat dan bisa diobati. Pemerintah daerah mengaku fokus memperkuat ketersediaan ARV, mengejar pasien yang putus obat, memperluas skrining di fasilitas kesehatan dan komunitas, serta mendorong kolaborasi lintas sektor agar stigma HIV berkurang dan warga tidak takut memeriksakan diri.​

Dengan situasi tersebut, Lampung masih masuk kategori provinsi dengan beban HIV cukup tinggi dan trennya cenderung naik hingga memasuki akhir 2024 dan menjelang Desember 2025. Upaya pengendalian di tingkat lokal akan sangat menentukan apakah kurva ini bisa mulai ditekan dalam beberapa tahun ke depan, terutama melalui tes dini, pengobatan ARV yang konsisten, dan pengurangan stigma di masyarakat.

BACA JUGA:Kadinkes Lampung Dorong Warga Aktif Mengikuti Program CKG

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: