BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami Pasca Letusan Gunung Ruang, Begini Kondisi Terkini
Letusan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara -Foto : ANTARA/HO-PVMBG/aa.-
RADAR TV - Gumpalan abu yang keluar dari kawah Gunung Ruang menciptakan cuaca sendiri berupa kilatan-kilatan petir saat letusan terjadi.
Pada awan normal, listrik dihasilkan saat partikel es kecil maupun air di awan bertabrakan. Ketika daya listrik terisi cukup, maka kilatan petir terjadi.
Proses pembentukan petir juga sama pada gunung meletus di mana kolom erupsi yang mengandung partikel-partikel abu vulkanik, air, maupun gas saling bertabrakan yang dapat menghasilkan muatan statis.
Dimana letusan Gunung Ruang tak hanya menghasilkan gumpalan abu vulkanik, gas, dan awan panas melainkan juga memicu terciptanya fenomena alam spesial berupa kilatan petir vulkanik pada lapisan troposfer bumi.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan yang mengaku bila petir vulkanik itu tidak menimbulkan dampak kerusakan karena berada di sekitar lubang erupsi tempat material vulkanik keluar.
"Itu akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas oleh karenanya terjadi loncatan muatan listrik," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Sementara itu peneliti Gunung Api dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Dini Nurfiani mengatakan kolom erupsi tersebut dapat terjadi klaster atau kelompok area yang bermuatan negatif dan area lain yang bermuatan positif.
"Jika kolom erupsi bertambah besar atau tinggi, area yang berbeda muatan tersebut akan terpisah jauh dan menciptakan kilatan," kata Dini.
Studi McNutt & Williams (2010) memaparkan parameter lain yang berperan penting pada mekanisme terjadinya petir vulkanik adalah kandungan jumlah air pada kolom erupsi yang berasal dari magma (bukan dari atmosfer) yang bisa jadi lebih banyak dibandingkan kandungan air pada atmosfer di area gunung tersebut.
Kandungan air dalam magma akan terlepas saat letusan. Studi itu juga menerangkan bahwa kejadian petir vulkanik umum teramati pada erupsi yang eksplosif dengan kolom erupsi yang tinggi (lebih dari 7 kilometer atau pada skala VEI 3-5).
Diketahui pada 17 April 2024, pukul 20.15 WITA, Gunung Ruang mengalami erupsi besar yang melontarkan abu vulkanik setinggi 3 kilometer.
Letusan Gunung Ruang juga dibarengi dengan awan panas yang meluncur sejauh 1,7 kilometer ke arah pantai Pulau Ruang.
Bahkan, Pulau Tagulandang yang berjarak 10 kilometer dari Pulau Ruang mengalami hujan batu dan pasir akibat peristiwa erupsi malam itu.
Letusan Gunung Ruang memicu pertumbuhan awan langka berupa Cumulonimbus flammagenitus yang berkembang secara vertikal yang juga dikenal sebagai pyrocumulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: