Antusiasme Siswa SMK Swadhipa I Ikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan LSP

Antusiasme Siswa SMK Swadhipa I Ikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan LSP

UKK : Siswa jurusan DKV SMK Swadhipa Natar sedang menjalani UKK.-Hendarto Setiawan-

RADARTV – Sedikitnya 164 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swadhipa I, Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengikuti Ujian  Kompetensi Kehalian (UKK).

UKK diikuti 86 siswa jurusan Akutansi, 20 siswa di antaranya mengikuti ujian sistem Lembaga Sertifikasi Profesi.

LSP merupakan salah satu ujian hampir sama dengan UKK, namun memiliki kebedaan pada bentuk penilaian. LSP ini lebih mengutamakan Nilai Kompetensi daripada Nilai berupa angka. BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) merupakan lembaga nasional yang mengesahkan sertifikat kepada peserta LSP.

UKK berikutnya dijurusan Tata Busana dengan melibatkan 36 siswa dan jurusan Design Komunikasi Visual (DKV) sebanyak 42 siswa. 

Seluruh proses UKK melibatkan penguji atau assessor dari dunia industri (DUDI) mitra kerja SMK yang sudah menyandang akreditasi A itu. 

Semisal untuk jurusan DKV menggandeng Hendarto Setiawan dari Radar TV sebagai penguji eksternal. Kemudian dari Wong Coco sebagai penguji eksternal jurusan Akutansi. 

Selama proses UKK, siswa tampak antusias menjalankan dan menyelesaikan soal ujian. Di jurusan DKV, siswa mengerjakan tugas desain promo acara atau even. Lalu ada tugas pembuatan video bloger (Vlog).

Sedari awal siswa harus merancang proses kegiatan, menulis naskah, treatment, story board hingga eksekusi pengambilan gambar dan terkahir adalah proses editing. 

”Berbeda dengan siswa SMA, siswa SMK ini harus lebih banyak practice atau praktik kreasi. Sepanjang siswa aktiv sejak kelas X, maka saya sangat optimis jika mereka akan menjadi tenaga terampil di industri multimedia kelak,” kata Hendarto. 

Kesempatan ini dilaksanakan peninjauan proses UKK dan LSP. Saat tiba di jurusan Tata Busana, seluruh siswa tampak terampil dan cekatan mulai melakukan desain pakaian kerja. 

Kemudian memotong bahan, menjahit, dan memasang pernak – pernik, hingga menjadikan sebuah produk fashion yang tak kalah dengan produk yang dijual di butik atau rumah mode kenamaan. 

”Jurusan Tata Busana ini sempat menjadi tren booming di era sebelum masuknya barang impor produk pakaian dan bahan dari luar negeri,” ujar Yunus, penguji eksternal jurusan tata Busana. 

Dia juga sepakat dengan keahlian siswa SMK ini mampu diserap dunia industry. Atau paling minimal bisa membuka lapangan pekerjaan sebagai desainer atau bisnis konveksi, juga penjahit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: