Keturunan Darah Biru, Darahnya tetap Berwarna Merah. Ini Penjelasannya, Berikut Fungsi dan Golongan
Penting untuk mengetahui golongan dan rhesus darah-pixabay-
RADARTV- 'Keturunan darah biru'. Kamu pasti pernah mendengar ungkapan ini. Kalimat tersebut tidak dengan arti yang sebenarnya. Hanya istilah yang diberikan kepada seseorang yang memiliki garis keturunan ningrat atau bangsawan. Sebutan ini juga sering disematkan kepada orang yang berasal dari keluarga kaya dengan status sosial dan kekuasaan yang tinggi di masyarakat.
Meski disebut darah biru tapi warna darahnya tetap merah lho. Sama seperti warna darah orang pada umumnya.
Warna merah pada darah bukan tanpa sebab. Dikutip dari halodoc, ini terjadi karena hemoglobin (komponen utama sel darah merah atau eritrosit) yang mengandung zat besi bergabung dengan oksigen. Inilah yang menyebabkan warna merah pada darah. Diketahui, hemoglobin mendominasi sekitar 40-45 persen dari total volume darah.
Darah termasuk cairan yang ada pada tubuh manusia. Para ilmuwan memperkirakan volume darah dalam tubuh kira-kira berjumlah 7 persen dari berat badan masing-masing. Cairan ini berperan membawa zat penting seperti gula, oksigen dan hormon, ke sel dan organ di seluruh tubuh.
Berikut beberapa fungsi darah pada tubuh manusia:
- Membawa oksigen ke sel dan jaringan.
- Mengeluarkan limbah, seperti urea, karbon dioksida dan asam laktat.
- Mengatur suhu tubuh.
- Menyediakan nutrisi penting untuk sel, seperti asam amino, asam lemak, dan glukosa.
- Melindungi tubuh dari penyakit, infeksi, dan benda asing.
- Menghentikan perdarahan dan membentuk keropeng untuk melindungi luka dari infeksi.
Mengingat peran dan fungsinya yang penting, sejumlah darah dapat dipindahkan dari orang yang sehat ke orang sakit yang membutuhkan (transfusi darah). Tak boleh sembarangan melakukan tindakan ini. Mesti seizin dan dalam pengawasan dokter serta tim medis, juga melalui sejumlah pemeriksaan, seperti tes untuk mengetahui golongan darah pendonor dan penerima donor.
Melansir dari alodokter, ada dua teknik yang umum digunakan untuk mengelompokkan darah, yakni menggunakan sistem ABO dan rhesus.
Berikut ini adalah pengelompokan golongan darah menggunakan sistem ABO:
- Golongan Darah A; Golongan darah ini memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B.
- Golongan Darah B; Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
- Golongan Darah AB; Jika memiliki golongan darah ini, berarti pemiliknya memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga menandakan Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada darah.
- Golongan Darah O; Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi antibodi A dan B di dalam darahnya.
Selain sistem ABO, darah juga diklasifikasikan berdasarkan faktor rhesus yang dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada di permukaan sel darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif dan rhesus negatif. Misal, golongan darah A positif (+) dan A negatif (-).
Meski golongan darahnya sama, status rhesus (Rh) juga mesti diperhatikan. Orang yang memiliki Rh (rhesus) negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa mendonorkan darah kepada orang dengan status Rh positif.
Pemilik golongan darah O sebelumnya dapat mendonorkan darah kepada orang dengan golongan darah A, B, AB, dan O, namun kini hal tersebut tidak dianjurkan. Ini dikarenakan golongan darah O tetap memiliki kemungkinan menghasilkan reaksi transfusi darah, meski risiko tersebut tergolong kecil. Terkecuali dalam keadaan darurat, atau saat persediaan golongan darah dengan tipe yang sesuai tidak mencukupi.
Sementara, orang dengan golongan darah AB bisa menerima donor darah dari golongan darah A, B, AB, atau O. Hal ini dikarenakan golongan darah AB tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga tubuhnya tidak akan menghasilkan reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah.
BACA JUGA: Ternyata Lebih dari 17 Juta Penduduk Indonesia Pemilik Golongan Darah O. Ini Rinciannya
Penting untuk memeriksa dan mengetahui golongan darah secara detil terlebih dahulu sebelum menerima donor maupun melakukan donor darah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: