Ibnu Khalid, Pemred Radar Lampung Pertama Wafat : Pulangnya Sang Penjaga Ideologi

Ibnu Khalid, Pemred Radar Lampung Pertama Wafat : Pulangnya Sang Penjaga Ideologi

AKRAB : Ibnu Khalid atau Mas Boy (duduk tengah) saat sesi pengambilan gambar iklan ucapan Idul Fitri Tahun 2008 bersama karyawan dan pimpinan Radar TV.-Hendarto Setiawan-

RADARTV -  Innalilahi wa innailaihi rojiun. Telah meninggal dunia kakak, rekan dan saudara kita, Ibnu Khalid (Mas Boy), pukul 08.33 WIB, Sabtu 6 Januari 2024. Sebuah kabar duka cita yang membuat siapa saja yang kenal beliau tersentak.

Ibnu Khalis Bin Boestanul Arifin Gaffar wafat dalam usia relatif muda 49 menuju 50 tahun. Mas Boy dilahirkan tanggal 10 November 1974. ”Mohon dimaafkan atas segala kesalahan yang beliau lakukan semasa hidup,” disampaikan oleh Alam Islam, salah seorang wartawan Radar Lampung.

Mas Boy, adalah Pemimpin Redaksi Radar Lampung pertama saat kali pertama merintis terbit di Provinsi Lampung tahun 1999. Mas Boy diboyong oleh Ardiansyah bersama Abdul Rahman, yang saat ini menjabat Direktur Radar Lampung Group dari Provinsi Bengkulu. 

Mas Boy wafat saat berjuang melawan sakit stroke yang menyerang untuk kali kedua. Pria dengan status melekat penjaga marwah independensi dan pejuang keras ini menghembuskan nafas saat menjalani perobatan di Rumah Sakit Advent. 

Sebelumnya, Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung periode 2005 – 2007 setelah kepemimpinan Firman Sponada yang juga aktiv di dunia kesusastraan dan puisi ini dikenal sebagai sosok teman dan guru oleh Ade Yunarso. Saat Mas Boy menjabat Pemred, kala itu yang menjadi Wapemred adalah Suprapto. 

Mas Boy ini yang senantiasa berlaku tegas dan mengingatkan agar jurnalis Radar Lampung independen. Menjaga integritas kepada siapa saja, termasuk menolak pemberitaan / gratifikasi dari siapa saja yang berkepentingan dalam pemberitaan. 

”Mas Boy merupakan sosok yang bertanggung jawab dan komitmen terhadap pekerjaanya.  Dia merupakan sosok pempimpin yang menyenangkan dan mengayomi. Dengan tetap gaya sebagai teman sekaligus guru, kami bersahabat,” jelasnya. 

Sekira 10 hari lebih, beliau di rawat di lantai dua, ruang Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit di Jalan Teuku Umar Bandar Lampung. Sejak masuk pada Selasa 26 Desember 2023, Mas Boy dalam posisi tak sadarkan diri hingga harus mendapat bantuan dari peralatan medis. Termasuk perekam detak jantung, saturasi, dan oksigen. 

Adi Kurniawan, Direktur Radar Lampung TV (Radar TV) memiliki kenangan mendalam terhadap sosok Mas Boy. Baik dalam pertemanan maupun dalam pekerjaan. Adi sempat melanjutkan posisi Mas Boy menjadi General Manager Radar Kotabumi, dan tendem di awal pendirian Radar TV tahun 2008. 

”Dia sosok bersahaja. General Manager termuda di Jawa Pos Grup masa itu. Banyak memberikan pelajaran soal jurnalistik. Kejujuran dan idealisme sebagai wartawan banyak saya dapatkan ketika menjadi bawahannya,” ujar Adi Kurniawan.

Ucapan belasungkawa disampaikan oleh Alam Islam. “Mohon dimaafkan atas segala kesalahan yang beliau lakukan semasa hidup,” kata salah satu wartawan senior Radar Lampung, Alam Islam.

Di mata Pemred www.radarlampung.disway.id Mas Boy merupakan sosok pemimpin bijak nan idealis. ”Tidak hanya menjadi pimpinan. Tapi sosok guru, kakak dan teman yang bisa diajak diskusi segala hal. Mulai jurnalistik hingga masalah pribadi. Dia salah satu orang penting yang mendidik generasi Radar Lampung terdahulu menjadi jurnalis tangguh pantang menyerah,” jelasnya.

Ibnu Khalid meninggalkan seorang istri bernama Minarni yang bekerja sebagai PNS Pemkab Lampung Selatan dan tiga orang anak, semuanya laki – laki. Putra sulungnya Arel, baru saja diterima di Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Tengah usai menamatkan pendidikan di sekolah ikatan dinas. Dua adiknya masih menempuh pendidikan di SMA di Kota Bandar Lampung dan SMP di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kota Metro. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: