Yasirli Amri Bersama 22 Pendaki Ditemukan Wafat Di Area Puncak Gunung Marapi

Yasirli Amri Bersama 22 Pendaki Ditemukan Wafat Di Area Puncak Gunung Marapi

BERTAMBAH : Jumlah pendaki meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi bertambah menjadi 13 orang. -basarnas-

RADARTV – Anda masih ingat dengan Yasirli Amri. Pendaki Gunung Marapi yang video terakhirnya viral lantaran menyampaikan dirinya sudah tidak kuat lagi dan sempat menghubungi ponsel ayahnya. 

Kini sang survivor telah pergi untuk selama – lamanya, meninggalkan dunia fana menuju keabadian. Yasirli Amri ditemukan bersama 22 pendaki lain yang meninggal dunia di area puncak Gunung Marapi di Kota Agam, Provinsi Sumatra Barat

Saat ditemukan, mahasiswi Politeknik Negeri Padang (PNP) berusia 20 tahun ini dalam kondisi seperti terakhir komunikasi dengan sang ayah. Di wajahnya terdapat luka bakar mengelupas, akibat sapuan awan panas.   

Sebelumnya, beredar sebuah video seorang pendaki perempuan tengah berjuang bertahan hidup di tengah erupsi Gunung Marapi. Video tersebut merupakan rekaman video ponsel yang dikirimkan sesaat setelah letusan gunung berapi.

Tim gabungan Basarnas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Sat Pol PP, Pecinta Alam dan warga sekitar mampu menemukan 23 jasad pendaki di area puncak gunung berapi dengan ketinggian 2.891 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Kepala Basarnas Padang Abdul Malik memastikan tim gabungan telah menemukan 23 orang pendaki dalam keadaan meninggal dunia. Sebanyak 22 pendaki secara estafet berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Rincinya 7 pendaki perempuan dan 15 pendaki laki - laki. Mayoritas korban berstatus mahasiswa usia 18 - 23 tahun. Namun terdapat pula seorang anggota kepolisian, swasta dan profesional. 

”Hingga Rabu 6 Desember 2023 siang, masih ada seorang pendaki dalam proses evakusi karena memang baru ditemukan,”  ujar Kepala Basarnas Padang.

Proses evakuasi membutuhkan energi besar dan waktu lama. Seluruh pendaki dimasukan dalam kantong jenazah dan ditandu turun gunung. Proses ini yang sangat membutuhkan waktu dan energi besar tim gabungan.   

”Evakuasi terkendala hujan abu akibat Marapi yang terus mengalami erupsi meski tak sebesar hari Ahad lalu,” urainya.

Artinya ada 23 pendaki MD dan sisanya 52 pendaki selamat telah dievakuasi turun. Pendaki MD dan luka – luka dibawa ke RSUD Bukit Tinggi. Selanjutnya, Tim DVI akan melakukan proses identifikasi seluruh jenazah, untuk mencari tahu identitas diri mereka.  

 “Keberadaan korban itu sudah terdeteksi ada yang sudah di evakuasi ada yang masih proses evakuasi. Ini atas kerja sama Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat serta relawan, total semua tim ini ada 32 terdiri 300 orang lebih menjadi relawan,” kata Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono.

Menariknya, diperkirakan masih ada korban tambahan yang diduga berasal dari pendaki illegal. Pendaki tersebut tidak melakukan pendaftaran Simaksi secara online atau offline di pintu masuk rimba.

“Ada pendaki tidak terdata, pendaki liar pasti ada kemungkinan, kalau umum itu naik membayar sekian mungkin bisa ikut nebeng naik jadi tidak tertulis. Harapannya tidak seperti itu tapi namanya serba kemungkinan siapa tahu ada lebih dari itu,” ujar Kapolda.

Berdasarkan data DVI Polda Sumbar korban sudah teridentifikasi sebanyak 22 orang. Terdiri dari 6 pendaki perempuan dan 16 pendaki laki - laki. Mayoritas adalah mahasiswa, namun teridentifikasi ada seorang anggota Polri, swasta dan profesional.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: