asn

Dimana Posisimu, Ini Tanda-Tanda Kebahagian dan Kesengsaraan

Dimana Posisimu, Ini Tanda-Tanda Kebahagian dan Kesengsaraan

Ilustrasi--

RADAR TV - Setiap Insan yang hidup di Dunia Fana ini mengingkan agar bisa hidup dalam kebahagiaan. Namun kebahagian kadang cenderung diukur dengan materi.

Dimana seseorang yang memiliki materi yang banyak atau bergelimang harta dianggap akan Bahagia. Padahal itu salah besar dan tidak menjadikan sebagai dasar dalam meraih kebahagian.

Jika ini patokannya tentulah Qorun Laknatullah Alaihi akan menjadi orang paling Bahagia. Karena Qarun yang merupakan anak dari Paman Nabi Musa menjadi orang terkaya kala itu, namun karena kesombongan dan kekikirannya ia pun dibinasakan tenggelam bersama harta kekayaannya ke dalam bumi.

Allah lah yang Maha Memberi dan Allah pula yang dapat mengambil kembali kemewahan itu kapan pun Dia mau.

Akibat kesombongan dan kekikirannya itu, seketika Allah melaknat Qarun. Anak dari paman Nabi Musa ini ditenggelamkan ke dalam Bumi, seperti yang tercatat dalam Alquran:

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

"Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tidaklah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (diri)." (Q.S. Al-Qashash: 81)

Setiap kita kelak setelah ajal menjemput tak sedikitpun akan dibawa hartanya melainkan amal shalih yang kita perbuat selama di Dunia.

Selain harta yang dianggap bisa menjadikan seorang Bahagia adalah Kekuasaan, orang yang berkuasa dengan jabatannya dianggap akan mendapat kebahagian. 

Padahal tidaklah demikian, jika kekuasaan yang menjadikan patokan kebahagian sungguh Firaun Laknatullah Alaihi akan menjadi orang paling Bahagia di dunia.

Bahkan Firaun dengan Kuasa Allah Subhanahu Wata’ala ditenggelamkan di Laut Merah serta diabadikan jasadnya agar menjadi ibroh untuk umat sekalian agar tidak meniru Fir’aun yang dzalim kepada penduduk negaranya.

Mengapa kisah Firaun dan nasib tragis di penghujung hidupnya dikisahkan dalam Al-Quran? Salah satunya agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang takut terhadap ancaman, hukuman, dan balasan Allah.  

Kisah itu sekaligus menunjukkan bahwa Allah tidak pernah ingkar janji terhadap hamba-hamba-Nya yang taat dan tidak pernah menghukum hamba-hamba-Nya yang maksiat kecuali dengan keadilan-Nya. 

Kebahagian tidak diukur dengan harta maupun tahta, melainkan dengan sikap dan perbuatan yang dilakukan selama di Dunia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: alilmu.com