King Faisal, Dijuluki Advokat Palestina yang Wafat Ditembak Keponakan

King Faisal, Dijuluki Advokat Palestina yang Wafat Ditembak Keponakan

Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud--Net

RADARTV - "Selama ini saya menduga Israel menguasai Gaza. Namun hari ini, saya menyadari bahwa Israel menguasai seluruh negara muslim, kecuali Gaza

Ungkapan pejuang Hamas selama perang Gaza ini begitu populer dikutip media dan berseliweran di jagad maya. Utamanya, pasca KTT OKI di Riyadh Arab Saudi usai. 

Aktivis pro Palestina pun ramai-ramai membandingkan negara -negara jazirah Arab era King Faisal dan era saat ini. Mereka mengaku merindukan sosok pemimpin tegas ini. 

BACA JUGA: Bingung Tentukan Produk Haram Israel? Mudah, Coba Cek dari Tiga Portal Ini 

Diawali dari ulah Zionis Israel yang memulai konflik di Palestina menyebabkan pecah perang Yom Kippur. 

Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud memutuskan untuk melakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda dan Jepang. 

Negara-negara yang diembargo ini adalah negara-negara yang mendukung Zionis Israel pada perang Yom Kippur tahun 1973. 

Keputusan ini pun diikuti oleh negara-negara produsen minyak yang lainnya karena pada saat itu, Raja Faisal juga adalah ketua Organization of Arab Petroleum Exporting Countries (OPEC).

BACA JUGA: PBB Kibarkan Bendera Setengah Tiang, Bukan untuk Anak Gaza, tapi Ratapi Nyawa 101 Stafnya

Tak ayal, embargo ini mengakibatkan krisis energi dan krisis ekonomi di negara-negara yang mengalami pembatasan pasokan minyak. 

Di Amerika Serikat, harga minyak naik 3 kali lipat dan stoknya pun sangat sedikit. Sektor industri dan manufaktur terganggu. Sektor-sektor lainnya pun demikian juga. 

Hal ini tentunya berimbas pada kenaikan komoditas lainnya. Krisis ekonomi pun melanda. Barat pun mengiba.

“Kalianlah yang tak bisa hidup tanpa minyak. Asal kalian tahu, kami berasal dari gurun pasir. Dan nenek moyang kami hidup dengan kurma dan susu. Dengan mudahnya kami bisa hidup seperti itu lagi,” kata Raja Faisal kepada Henry Kissinger, Menteri Luar Negeri AS.

BACA JUGA: Palestina, dari Semangka Hingga Buzzer Zionis 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: