Resah Polusi Udara Jakarta danTangerang, Warga Lampung Akui Kondisi Udara Lembab dan Tak Nyaman

Resah Polusi Udara Jakarta danTangerang, Warga Lampung Akui Kondisi Udara Lembab dan Tak Nyaman

Polusi Udara di Kota Jakarta, Tangerang dan Bandung menjadikan kekhawatiran warga akan dampaknya bagi Kesehatan. Baru-baru ini beredar di grup-grup WhatsApp pesan peringatan terhadap Polusi Udara di  Jakarta saat ini yang mengaitkannya dengan infeksi amuba (ameba) yang menyerang perut. Dalam pesan berantai menyebut antara lain, udara di Jakarta sudah sangat kotor sehingga banyak orang terinfeksi bakteri itu lewat makanan dan minuman yang kurang bersih. Ada juga yang menyatakan, begitu banyaknya orang yang terinfeksi amuba itu sehingga harus kembali mengenakan masker. "RS penuhh loh hampir semua sakitnya sama.. jd perut melilit sakittt sekali kyk org mau kontraksi , trus lemasss, badan sakit...," bunyi penggalan pesan yang beredar mengatasnamakan 'info dr tmn yg krj di RSAL Mintoharjo' Menanggapi persoalan pesan berantai tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menegaskan kalau udara Jakarta tidak mengandung amuba. Dia menuturkan, bakteri amuba butuh inang untuk bisa hidup dan berkembang, tidak melayang-layang bebas. Asep menyayangkan pesan yang beredar viral itu. “Membuat masyarakat takut saja," ujarnya melalui pesan singkat Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans  Epidemologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menerangkan penyakit infeksi amuba adalah jenis penyakit gastrointensial yang berkembang ketika organisme yang disebut parasit memasuki usus. Penyakit ini dapat menyebabkan diare, mual, kram perut, dan demam. Ngabila menyebutkan penyebab terjadinya infekso amuba karena tangan yang terkontaminasi tinja. Cara efektif mencegahnya adalah sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik. Atau bisa juga menggunakan hand sanitizer. "Jadi perlu perilaku hidup bersih dan sehat," ujarnya Lebih lanjut, Ngabila mengakui bila dampak polusi udara akan mengakibatkan seseorang terkena penyakit meliputi ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), asma akut, bronkitis akut, pneumonia, jerawat, alergi/eksim/dermatitis atau masalah kulit lainnya. Dirinya memberi saran untuk menjaga kesehatan dari polusi udara Jakarta yang belakangan memburuk. “Hindari banyak berada di luar atau ruang terbuka, pakai masker medis, imunisasi rutin lengkap anak, vaksin influenzae tambahan per tahun, pertimbangkan penggunaan air purifier, dan tambah asupan Vitamin C dan D3,” katanya. Menanggapi Polusi Udara di Jakarta, Khuli salah seorang warga Lampung yang sedang berada di Jakarta mengakui kondisi udara di Kota Jakarta dan Ciputat Tangerang cukup lembab dan sedikit kurang nyaman. Dirinya bersama keluarga yang sedang menjenguk anaknya di Jakarta terpaksa menggunakan masker guna menghindari dampak penyakit ISPA. “Terpaksa maskerlah karena udaranya lembab dan tidak nyaman bikin sesak” jelas Khuli, Sabtu (26/08/2023). Dirinya berharap agar pemerintah segera mengambil Langkah untuk mengatasi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Diketahui Berdasarkan data IQAir bila terdapat delapan kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di Indonesia yakni Tangerang Selatan Banten, Tangerang, Mempawah Kalimantan Barat, Serang Banten, Jakarta, Semarang Jawa Tengah, Terentang Kalimantan Barat dan Bandung Jawa Barat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: