Market Day RA AL Muttaqin : Sumringah Bocah Jual Sayuran dan Kudapan
SEBAGIAN besar dari mayoritas orang tua sudah terbiasa mengajarkan anak-anak berperilaku manja dan konsumtif. Pola hidup seperti ini jika tidak dilawan akan menjadi toxic di masa dewasa. Adalah anak anak RA AL Muttaqin menyatakan perang. Di sini, siswa sudah diajarkan budidaya sayuran. Diajak aktif menanam, merawat, panen sayuran, dan menjualnya. Mereka juga diajarkan pendidikan wirausaha melalui market day. Bagaimana keseruanya? Kita ikuti liputanya. Hendarto Setiawan – Natar, Lampung Selatan Sekolah bernuansa ceria itu benar-benar “mewah”dalam arti sesungguhnya atau mepet sawah. Sisi kanan dan belakang RA Al Muttaqin sekolah persis berlokasi di tepi sawah tadah hujan di Dusun Bedeng 6, Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Di bagian depan, adalah tanah kosong nan subur. Sebagai tempat bermain juga eksperimen kurikulum. RA adalah kependekan Raudlatul Athfal merupakan jenjang pendidikan anak usia dini dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Kementerian Agama. Sekolah ini memiliki kurikulum yang luar biasa, mengadopsi sistem pembelajaran mandiri dan terbuka. Mandiri dan bertanggung jawab karena mengajarkan anak-anak tampil percaya diri dan mencoba tidak terlalu tergantung kepada orang lain. Lalu, terbuka bagi siapa saja yang mau sekolah di sini. Pagi ini, Rabu 30 Maret 2022 menjadi hari istimewa karena ada gelaran market day. Hari jual beli atau pasaran ini sangat ditunggu- tunggu siswa, orang tua dan warga sekitar. Karena memang tidak ada pembejalaran, yang ada adalah bermain dan jajan. Mengenakan seragam olahraga warga hijau dan mengenakan topi caping. Anak-anak secara bergiliran memanen sayuran kangkung. ”Anak-anak yang menanam sayuran, memberi pupuk organik, menyirami dan memanen. Hasil panen dijual bersamaan dengan kegiatan Market Day,” ujar Kepala RA AL Mutaqqin Desi Herita. Nah, di hari pasaran itu. Anak-anak dengan didampingi orang tua diwajibkan membawa kudapan tradisional yang hendak dijual. Aneka rupa panganan yang disiapkan. Mulai manisan kolang kaling, sate usus, pecel pincuk, sempol ayam, jagung rebus, kue-kue kecil, hingga minuman menyegarkan. ”Mereka jika diajarkan sejak dini, menjadi tahu. Hasil penjualan bisa digunakan untuk kegiatan outbond dan menabung. Arsen salah satu siswa menyatakan sangat menyukai market day. Selain kangkung segar, daganganya laris manis. ”Suka banget dengan market day,” ujarnya tersipu. Sebaliknya salah satu orang tua siswa Bunda Keysa mengatakan market day sangat bermanfaat karena selain mengajarkan wirausaha. ”Secara langsung anak- anak belajar berhitung, atas transaksi jual beli,” ujarnya. Cerita seru lainya adalah kisah Deri. Bocah ini menjual 30 sempol ayam dengan harga seribu satu tusuk. Daganganya laku semua, tapi uangnya hanya Rp16 ribu. "Pantesan tenang, sisa sempol dimakan dia dan dibagi-bagi," ujar salah satu orang tua. Kegiatan lainya, sekolah ini juga tengah merancang kurikulum pendidikan dasar antikorupsi. Pembelajaran dengan cara praktik langsung mengenai sifat jujur, amanah dan terpercaya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: