BANNER HEADER DISWAY HD

Air Terjun Darah di Antartika, Fenomena Langka yang Bikin Ilmuwan Takjub

Air Terjun Darah di Antartika, Fenomena Langka yang Bikin Ilmuwan Takjub

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Antartika dikenal sebagai benua es yang misterius, tetapi ada satu fenomena unik di sana yang membuat banyak orang tercengang, yaitu Air Terjun Darah atau Blood Falls. Air terjun ini memancarkan air berwarna merah pekat, seolah-olah seperti darah yang mengalir di atas hamparan es putih.

Fenomena menakjubkan ini terletak di Lembah Kering McMurdo, Antartika Timur. Dari kejauhan, kontras antara warna merah dan putih membuatnya tampak seperti lukisan alam yang dramatis. Meski terlihat menyeramkan, warna merah pada air ini bukan berasal dari darah, melainkan proses ilmiah yang terjadi selama ribuan tahun.

Air di bawah gletser memiliki kandungan zat besi yang sangat tinggi. Ketika air tersebut keluar dan bersentuhan dengan udara, zat besi teroksidasi, sehingga menghasilkan warna merah pekat. Menariknya, sumber air ini berasal dari danau bawah tanah yang tersembunyi di bawah lapisan es setebal ratusan meter.

BACA JUGA:Misteri Salar de Uyuni, Cermin Raksasa di Bolivia yang Memikat Dunia

Yang membuatnya semakin unik, danau bawah tanah ini memiliki kandungan garam yang sangat tinggi sehingga airnya tidak membeku, meskipun suhu di permukaan Antartika bisa mencapai minus 60 derajat Celsius. Ilmuwan menilai fenomena ini sebagai bukti bahwa kehidupan mikroba bisa bertahan di lingkungan ekstrem.

Bagi para wisatawan dan peneliti, Blood Falls menjadi salah satu destinasi yang paling menarik di Antartika. Sayangnya, akses menuju lokasi ini tidak mudah karena berada di daerah terpencil. Meski begitu, foto dan rekaman fenomena ini sering viral di media sosial karena keunikannya yang luar biasa.

Fenomena Air Terjun Darah menjadi contoh bagaimana alam mampu menciptakan pemandangan menakjubkan sekaligus misteri ilmiah yang terus dipelajari. Keunikan ini juga membuat Antartika semakin menarik perhatian dunia, baik dari sisi sains maupun wisata.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: