BANNER HEADER DISWAY HD

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali Usai Perbaikan dan Revisi SOP

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali Usai Perbaikan dan Revisi SOP

--

LOMBOK, RADARTVNEWS.COMJalur pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka pada 11 Agustus 2025 setelah ditutup sementara untuk perbaikan pasca insiden tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, beberapa waktu lalu.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebut pembukaan ini dilakukan setelah revisi standar operasional prosedur (SOP) dan perbaikan jalur bersama para pemangku kepentingan.

Kepala Balai TNGR, Yarman, mengatakan pembenahan mencakup penyesuaian kelas jalur, rasio pemandu, sistem asuransi, dan rencana kontinjensi keselamatan. Tiket kini wajib dibeli secara daring melalui aplikasi resmi, dan kebijakan ini akan dievaluasi secara berkala.

Perbaikan dilakukan di sejumlah jalur rawan seperti Pelawangan Sembalun–Danau Segara Anak, serta jalur Senaru, Timbanuh, Tetebatu, dan Aik Berik.

Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polhut, Rinjani Squad, porter lokal, hingga relawan, memasang pagar pengaman, tangga, tali pegangan, papan peringatan, dan shelter darurat di Plawangan 4.

Rozan Fikri, staf TNGR sekaligus porter berpengalaman, menuturkan pemasangan pagar baru ini merupakan respons langsung atas insiden yang menimpa turis asing. Ia mengungkapkan bahwa keterbatasan peralatan di pos Pelawangan dan Danau Segara Anak kerap menjadi kendala saat evakuasi.

Pemerintah berencana menambah fasilitas keselamatan, sementara penyelamat Agam Rinjani akan menggunakan sebagian donasi Rp1,3 miliar untuk perbaikan jalur. Rozan menekankan pentingnya pelatihan pemandu dan disiplin pendaki, sebab banyak insiden terjadi akibat kelelahan dan kurang hati-hati.

SOP baru yang berlaku 11 Agustus mewajibkan registrasi melalui aplikasi eRinjani, surat keterangan sehat, asuransi jiwa, bukti pengalaman mendaki, dan rasio pemandu–porter tertentu. Pendaki di bawah 17 tahun harus mendapat izin tertulis dari orang tua.

Pendaki berpengalaman seperti Heri, 58 tahun, menyebut Rinjani memang menantang secara fisik dan mental, namun tetap aman jika persiapan matang. Ia menilai pemasangan fasilitas keselamatan sudah semestinya dilakukan sejak lama, namun faktor alam dan perilaku pendaki tetap menjadi risiko utama.

Bagi masyarakat adat, Rinjani memiliki nilai sakral sejak era Majapahit dan menjadi lokasi ritual keagamaan. Pemandu lokal Hamid berharap nilai budaya dan sejarah ini tetap dilestarikan di tengah arus pariwisata.

Meskipun penutupan sempat membatalkan rencana wisatawan asing, pemandangan Rinjani dari berbagai titik tetap memberi kesan mendalam. Di Torean, siluet puncak gunung yang disinari matahari sore menjadi pengingat akan keagungan alam yang tak selalu harus dicapai dengan menjejak puncak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: