Mencari Game JRPG Dengan Banyak Referensi Ke Pop Culture Jejepangan?
--
BANDARLAMPUNG, RADARTVNEWS. COM- Bagi penggemar game yang ingin merasakan pengalaman unik, penuh gaya absurd, dan sarat referensi ke budaya pop Jepang, seri No More Heroes adalah pilihan yang sulit diabaikan.
Meski lebih dikenal sebagai action-adventure dengan elemen hack and slash ketimbang JRPG murni, game ini tetap menghadirkan narasi dan dunia yang meminjam banyak inspirasi dari anime, tokusatsu, hingga game klasik Jepang.
1. No More Heroes 1 memperkenalkan kita pada Travis Touchdown, seorang otaku yang hidup di kota fiksi Santa Destroy.
Ceritanya bermula ketika Travis membeli beam katana di lelang online dan kemudian direkrut untuk menjadi pembunuh profesional.
Untuk mencapai peringkat nomor satu di United Assassins Association, ia harus mengalahkan 10 pembunuh elit lainnya.
Sepanjang perjalanan, game ini memparodikan berbagai tropes anime, sentuhan game arcade, dan bahkan adegan penuh humor khas Jepang.
2. No More Heroes 2: Desperate Struggle melanjutkan kisah Travis yang kembali ke dunia pembunuhan, kali ini dengan motivasi balas dendam.
Game ini memperluas jumlah boss battle menjadi 51 peringkat, meskipun pemain hanya menghadapi sebagian dari mereka secara langsung.
Gaya penyajiannya semakin liar, dengan lebih banyak referensi ke game klasik seperti side-scrolling beat ‘em up, mini-game 8-bit, dan parodi sentai.
3. Travis Strikes Back, yang sebenarnya berjudul lengkap Travis Strikes Again: No More Heroes, menjadi spin-off yang unik. Di sini, Travis terjebak dalam Death Drive MK-II, sebuah konsol fiksi yang memaksanya menjelajahi berbagai “game” di dalamnya.
Masing-masing dunia punya genre dan gaya berbeda, sering kali meminjam estetika dari game retro Jepang.
Spin-off ini terasa seperti surat cinta untuk berbagai genre game dan subkultur gaming Jepang, meski gameplay-nya lebih sederhana dibanding seri utama.
4. No More Heroes 3 membawa Travis kembali ke puncak sorotan.
Kali ini, ia harus melawan alien yang menyamar sebagai pahlawan super intergalaksi. Settingnya penuh warna, absurd, dan tetap mempertahankan humor khas seri ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
