Kasus HIV/AIDS di Lampung Utara, 23 Pasien Jalani Pengobatan Rutin
23 pasien HIV/AIDS di Lampung Utara jalani pengobatan rutin ARV, disiplin terapi jadi kunci hidup sehat tanpa stigma.--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Hingga Juli 2025, Dinas Kesehatan Lampung Utara mencatat ada lima kasus baru HIV/AIDS. Dengan tambahan ini, tercatat sudah ada 23 orang yang menjalani pengobatan rutin dengan Antiretroviral (ARV).
Data ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV di wilayah tersebut masih perlu menjadi perhatian serius, meski layanan kesehatan sudah terus berupaya memberikan pendampingan.
Dikutip dari laporan kesehatan daerah, jalur penularan HIV di Lampung Utara tidak berbeda jauh dengan daerah lain di Indonesia.
Faktor yang paling sering menjadi penyebab adalah hubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang sudah terinfeksi.
Selain itu, penularan juga banyak dikaitkan dengan penggunaan jarum suntik secara bergantian, terutama pada kalangan pengguna narkoba suntik.
BACA JUGA:Bahaya Mengonsumsi Makanan Berminyak pada Malam Hari, Waspadai Dampaknya untuk Kesehatan
Virus HIV dapat bertahan di dalam darah yang menempel pada jarum, dan saat digunakan kembali oleh orang lain, virus dengan mudah berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya.
Saat ini, memang belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Namun, pengobatan dengan ARV (Antiretroviral) terbukti sangat efektif untuk mengendalikan virus.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan virus HIV di dalam tubuh, sehingga sistem kekebalan pasien tidak terus-menerus diserang.
Dengan pengobatan yang teratur, penderita HIV bisa tetap beraktivitas, bekerja, bahkan memiliki harapan hidup yang sama dengan orang sehat pada umumnya.
Meski demikian, keberhasilan terapi ini sangat bergantung pada kepatuhan pasien. ARV harus diminum secara rutin sesuai anjuran dokter.
BACA JUGA:Jaga Kesehatan di Musim Cuaca Nggak Menentu: Biar Nggak Tumbang di Tengah Aktivitas
Jika tidak, virus bisa bermutasi dan menjadi kebal terhadap obat, yang justru akan memperburuk kondisi pasien. Itulah sebabnya, pihak kesehatan terus menekankan pentingnya kedisiplinan dalam menjalani terapi.
Pemerintah daerah bersama tenaga kesehatan berkomitmen untuk memperluas sosialisasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
