Rupiah Melemah ke Rp16.632 per Dolar AS, Inflasi Jinak Bikin Pasar Masih Tenang

Rabu 03-12-2025,14:50 WIB
Reporter : MG - Adelia Cindy
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM – Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu, 3 Desember 2025. Di sesi pembukaan, rupiah berada di kisaran Rp16.632 per dolar AS, melemah tipis sekitar 0,04 persen dibanding penutupan hari sebelumnya, meski indeks dolar justru sedang sedikit melemah di pasar global.​

Pelemahan rupiah ini banyak dikaitkan dengan sentimen eksternal. Pelaku pasar masih menunggu arah kebijakan bank sentral AS (The Fed), khususnya soal seberapa agresif penurunan suku bunga akan dilakukan tahun depan. Di saat yang sama, ketegangan baru di kawasan Rusia–Ukraina kembali memicu kekhawatiran investor sehingga permintaan terhadap aset berdenominasi dolar meningkat sebagai “pelabuhan aman”.​

Dari dalam negeri, tekanan terhadap rupiah sedikit tertahan oleh data inflasi yang justru menunjukkan pelemahan. Badan Pusat Statistik mencatat Indeks Harga Konsumen pada November 2025 hanya naik 0,17 persen secara bulanan, lebih rendah daripada Oktober yang berada di 0,28 persen. Secara tahunan, inflasi berada di sekitar 2,7 persen, masih nyaman di dalam target pemerintah dan bank sentral.​

Kondisi inflasi yang relatif jinak ini membuat ruang kebijakan moneter domestik tetap longgar. Namun, analis menilai bank sentral masih akan berhati-hati menurunkan suku bunga terlalu cepat mengingat rupiah sudah cukup tertekan lama di level atas Rp16.000 per dolar AS. Stabilitas nilai tukar dinilai penting untuk menjaga kepercayaan investor asing dan mencegah lonjakan harga impor.​

BACA JUGA:Harga Emas Antam Tembus Rp 2,48 Juta per Gram, Naik Rp 72 Ribu

Di sisi lain, komoditas emas kembali menjadi salah satu pendorong inflasi inti. Harga emas global yang menguat hampir 4 persen dalam sebulan terakhir memberi andil cukup besar pada indeks harga di Tanah Air, seiring naiknya minat masyarakat menjadikan logam mulia sebagai instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.​

Analis pasar valuta asing menyarankan pelaku usaha yang bergantung pada bahan baku impor untuk lebih aktif melakukan lindung nilai (hedging) agar tidak terlalu terguncang pergerakan kurs. Sementara bagi masyarakat umum, pelemahan rupiah ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan keuangan, mengurangi utang berdenominasi asing, dan lebih selektif dalam konsumsi barang impor yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar.

BACA JUGA:Usulan Netizen: Uang Rupiah Baru Diminta Menampilkan Hewan Endemik Indonesia dan Berbahan Polimer Tahan Lama

Kategori :