RADARTVNEWS.COM - Sentuhan yang selama ini dianggap sebagai pengalaman nyata ternyata bukanlah interaksi fisik murni, melainkan hasil interpretasi otak terhadap gaya fisika pada tingkat atom. Fenomena ini kembali menjadi perhatian publik setelah dibahas dalam sebuah konten edukasi sains yang viral di media sosial.
Secara ilmiah, setiap benda tersusun dari atom yang dikelilingi elektron. Saat tangan atau bagian tubuh lain bersentuhan dengan suatu objek, atom-atom dari kedua permukaan tersebut tidak pernah benar-benar bersatu. Hal ini terjadi karena adanya gaya tolak-menolak elektromagnetik antar elektron yang menghalangi penyatuan tersebut.
Tubuh manusia, melalui sistem saraf, kemudian merespons tekanan gaya fisika ini. Otak mengubah interaksi itu menjadi sensasi yang dikenali sebagai sentuhan. Dengan demikian, perasaan seolah benar-benar menyentuh sesuatu hanyalah persepsi, bukan kontak fisik yang sesungguhnya.
Prinsip ini dapat diamati dalam berbagai situasi sehari-hari. Saat seseorang duduk di kursi, tubuh sebenarnya tidak menempel pada permukaan kursi. Posisi tubuh hanya berada sangat dekat, terhalang oleh gaya elektromagnetik yang menjaga jarak antar atom. Meskipun demikian, otak menafsirkan kondisi tersebut sebagai sensasi duduk.
Contoh nyata juga ditemukan dalam teknologi antariksa. Pada proses docking pesawat luar angkasa, tidak diperlukan kontak atomik secara langsung antara dua wahana. Stabilitas posisi cukup dijaga melalui gaya fisika yang bekerja di antara keduanya, sehingga keduanya dapat tetap berada dalam keseimbangan tanpa perlu menyatu.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa pengalaman indera, khususnya sentuhan, merupakan hasil dari interpretasi biologis terhadap hukum fisika yang berlaku di tingkat mikroskopis. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa apa yang dirasakan sehari-hari sebagai realitas fisik sering kali merupakan persepsi yang dibentuk oleh sistem saraf manusia.