RADARTVNEWS.COM - Fenomena anggota parlemen yang membawa anak ke ruang sidang semakin mendapat perhatian sebagai simbol bahwa menjadi ibu tidak harus mengorbankan karir. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, tindakan ini menunjukkan bahwa perempuan dapat menjalankan peran ganda sebagai ibu dan profesional tanpa harus memilih salah satu.
Di Indonesia, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, merupakan salah satu contoh nyata. Ia beberapa kali terlihat membawa putranya saat memimpin rapat di DPR. Menurut Rahayu, membawa anak ke tempat kerja adalah cara agar dapat tetap menjalankan tanggung jawab sebagai legislator sekaligus ibu yang ingin menghabiskan waktu bersama anak meski kesibukan tinggi. Ia menegaskan bahwa menjadi ibu bukan alasan berhenti berkontribusi di bidang karir dan politik. Tak hanya di Indonesia, fenomena serupa juga terjadi di panggung politik dunia. Licia Ronzulli, anggota Parlemen Eropa asal Italia, dikenal rutin membawa putrinya, Vittoria, ke ruang sidang sejak bayi berusia 7 minggu. Tindakan Ronzulli menjadi inspirasi dan simbol perjuangan perempuan agar dunia politik dan tempat kerja menjadi lebih ramah keluarga, khususnya kepada para ibu yang ingin tetap berkarir tanpa kehilangan peran sebagai orang tua. Di Australia, Senator Larissa Waters mendapat sorotan karena menyusui anaknya saat sidang parlemen, sebuah langkah yang menandai perubahan positif dalam mendukung hak perempuan di legislatif. Namun, tidak semua negara memberikan kemudahan serupa. Di Inggris, beberapa peraturan masih membatasi anggota membawa parlemen bayi ke ruang sidang, sehingga memicu pertanyaan perlunya kebijakan penyesuaian yang ramah keluarga di parlemen. Kasus di Kenya dan Jepang juga menunjukkan bahwa masih ada tantangan terhadap penerimaan keberadaan anak di ruang sidang, meskipun perlahan kesadaran akan pentingnya dukungan untuk ibu bekerja semakin meningkat. BACA JUGA:DPR RI Menyetujui Pemberian Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto Kristiyanto Fenomena yang membawa anak ke ruang sidang ini bukan sekadar aksi simbolik, melainkan refleksi kebutuhan nyata akan perubahan kebijakan yang mendukung perempuan untuk tetap aktif berkarir tanpa harus meninggalkan tugas dan memohon sebagai ibu. Hal ini menjadi pesan kuat bahwa menjadi ibu dan berkarir tidak perlu dipandang sebagai pilihan yang saling bertentangan. Dengan semakin banyaknya anggota parlemen perempuan yang membuka ruang bagi anak-anak mereka di tempat kerja, dunia politik diharapkan dapat menjadi lebih inklusif, sehingga perempuan dapat berkontribusi secara maksimal sambil menjalankan peran keluarga.Fenomena Perempuan Ajak Anak Kerja, Bukti Perjuangan Perempuan Antara Karir dan Keluarga
Selasa 05-08-2025,18:19 WIB
Editor : Jefri Ardi
Kategori :