Dari sisi global, perang ini juga menimbulkan tekanan ekonomi besar bagi kedua negara yang terlibat. Israel, dengan ekonomi yang lebih kuat dan pertumbuhan kuartal I 2025 sebesar 3,4 persen, menghadapi biaya militer sangat tinggi mencapai sekitar 1,45 miliar dolar AS hanya dalam 48 jam pertama operasi militer terhadap Iran.
Sementara Iran mengalami inflasi di atas 40 persen, depresiasi mata uang yang tajam, serta tingkat pengangguran yang diperkirakan naik dari 7,8 persen pada 2024 menjadi 9,5 persen pada 2025, yang memperburuk kondisi sosial dan ekonomi negara tersebut.
Secara keseluruhan, perang Israel-Iran membawa dampak ekonomi dan sosial yang kompleks bagi Indonesia. Pemerintah harus terus memantau perkembangan situasi, memperkuat ketahanan ekonomi melalui diversifikasi pasar dan sumber energi, serta menjaga stabilitas sosial dan politik di dalam negeri.
Sikap bebas aktif dan netral Indonesia menjadi modal penting untuk berkontribusi pada perdamaian dunia sekaligus melindungi kepentingan nasional di tengah dinamika geopolitik yang semakin tidak menentu.