Kapal OPV ini merupakan salah satu jenis kapal perang karya putra putri bangsa yang dibangun di Galangan PT. Daya Radar Utama.
”Kapal memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 98 meter, lebar 13,50 meter, tinggi 6,90 meter, kecepatan maksimum 28 knots dan kecepatan jelajah 20 knots,” ungkapnya.
Lebih lanjut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, kedua kapal perang tersebut diambil dari nama pahlawan.
Nama Pahlawan tersebut dipilih karena Raja Haji Fisabililah atau dikenal juga sebagai Raja Yang Dipertuan Muda dengan wilayah kekuasaan meliputi daerah Riau, Lingga, Johor hingga Pahang.
BACA JUGA: Jadwal Terbaru Kapal Eksekutif Bakauheni-Merak 25 Sampai 27 Desember 2024
Disebabkan keberanian, beliau gugur saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) tahun 1784.
Untuk Lukas merupakan pemimpin rakyat Papua saat melakukan perlawanan terhadap Jepang di Biak pada tahun 1943, sehingga Biak menjadi daerah pertama di Indonesia yang terbebas dari penjajahan Jepang.
Yang jelas, DRU Lampung merupakan galangan kapal nasional kembali mengukir sejarah setelah berhasil menyelesaikan pembangunan satu unit kapal KRI Teluk Palu 523.
Diresmikan KSAL
Dua tahun silam medio Maret 2022, Komando Strategi Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis angkut tank (AT) 6 KRI Teluk Palu-523 di Galangan kapal DRU Unit Lampung Rabu 8 Maret 2022.
KRI bergabung dengan jajaran kapal perang TNI Angkatan Laut (TNI AL) khususnya jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Pembangunan kekuatan dengan langkah modernisasi alutsista dan teknologinya menjadi salah satu program prioritas TNI AL.
Program prioritas lain kemandirian industri pertahanan sebagai upaya menghindari ketergantungan terhadap negara lain yang merupakan tuntutan, perhatian, cita-cita dan kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alutsista dalam rangka menjaga pertahanan, keamanan serta eksistensi negara dalam menghadapi dinamika geopolitik.
Saat itu, Yudo memastikan teknologi alutsista bukan hal yang mudah untuk dikuasai. Menurutnya itu karena teknologi alutsista sebagai bagian dari teknologi militer selalu menjadi penjuru terdepan dari kemajuan teknologi di dunia.
Dengan demikian, diperlukan komitmen, tekad dan usaha yang tidak pernah berhenti dari semua pihak, termasuk pelaku industri yang harus terus meningkatkan kemampuan agar memenuhi tuntutan kebutuhan.