Vape: Alternatif Aman atau Ancaman Baru?

Selasa 08-10-2024,22:10 WIB
Reporter : MG-16 Panji Akbar Wardana
Editor : Jefri Ardi

 Penggunaan nikotin pada masa remaja mempengaruhi perkembangan otak, terutama pada area yang mengontrol perhatian, pembelajaran, dan suasana hati. Selain itu, remaja yang menggunakan vape cenderung beralih ke rokok tradisional di masa depan.

5. Bahaya Ledakan dan Kebakaran

 Selain risiko kesehatan, vape yang menggunakan baterai litium-ion juga menimbulkan bahaya ledakan dan kebakaran, terutama jika digunakan secara tidak benar. Ada laporan mengenai vape yang meledak di saku atau mulut pengguna saat digunakan, menyebabkan luka bakar hingga cedera parah.

6. Mitos Bahwa Vape itu Aman

 Salah satu mitos terbesar tentang vape adalah pilihan yang lebih aman daripada merokok. Meskipun benar bahwa vape mengandung lebih sedikit zat berbahaya dibandingkan rokok tradisional, bukan berarti vape bebas risiko.

 Vape masih mengandung nikotin dan bahan kimia lain yang dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa otoritas kesehatan lainnya telah memperingatkan bahwa vape tetap berbahaya serta penggunaannya harus diatur secara ketat.

 Meskipun vape dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok, berbagai penelitian menunjukkan bahwa vape menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Mulai dari mengandung bahan kimia berbahaya, risiko kecanduan nikotin, kerusakan paru-paru, hingga potensi ledakan. Dengan ini vape bukanlah pilihan yang bebas risiko.

 Vape dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan otak serta paru-paru, terutama pada remaja dan anak muda. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahaya vape sehingga tidak tergiur dengan iklan yang menyesatkan.

 

Kategori :