RADARTV – Presiden Joko Widodo dalam lawatanya selama dua hari di Provinsi Lampung melakukan serangkaian kegiatan.
Usai mengujungi RSUD Bob Bazar Kalianda. Presiden didampingi sejumlah menteri menyambangi SMA Kebangsaan, Lampung Selatan. Di sini, Presiden meresmikan Jokowi Learning Center.
Kesempatan ini, Jokowi memastikan tujuan membangun sekolah ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dari kalangan menengah ke bawah.
”Saya senang, yang sekolah di sini sudah ada dari 28 provinsi. Termasuk dari Papua. Artinya sekolah ini (SMA Kebangsaan) ini diakui secara nasional,” tandasnya.
Pendidikan dan SDM yang terampil dan baik sangat menunjang pembangunan. Semua pembangunan jika tidak dilandasi dengan SDM mumpuni maka akan tidak akan berguna.
”Kalau semua menteri, dan dari kita yang memiliki rezeki yang banyak, seperti Pak Hatta, Pak Boy Thohir, mendirikan sekolah seperti ini 10-10, yang lain juga 10-10 (sekolah) dirikan sekolah seperti SMA Kebangsaan 10-10, maka rangking kita akan melompat. Pasti akan lompat,” kata Jokowi di Lampung.
Dijelaskan dari sisi daya saing, meski naik 7 level tapi untuk pendidikan dan kesehatan rangking kita masih urutan 57 – 58. ”Padahal rangking daya saing negara kita sudah peringkat 28,” kata dia.
Kedepan, kata Presiden negara yang cepat akan kalahkan negara yang lambat. Bukan adidaya kalahkan negara kecil tapi negara yang cepat. ”Dan kita ingin menjadi negara yang cepat. Menguasai segalanya, teknologi, inovasi dan semuanya,” kata dia.
Terakhir permintaan Pak Zul diminta makan di sini. ”Gak usah disuruh, saya makan di sini. Urusan makan ini penting, jangan kerja saja,” kata dia.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan. Zulhas meminta agar Presiden Jokowi dan rombongan agar makan di SMA Kebangsaan. ”Sebagai orang Lampung, sesuai tradisi, kami berharap agar Bapak Presiden berkenan untuk makan di sini,” jelas Ketua Umum PAN itu.
Menteri Perdagangan sekaligus Founder SMA Kebangsaan Zulkifli Hasan memastikan sekolah ini membina karakter siswa dengan wawasan kebangsaan oleh TNI dan Polri.
”Sekolah ini membangun karakter kebangsaan. Di awal masuk digembleng semi militer,” kata Zulhas.
Mayoritas lulusan SMA Kebangsaan ini diterima di TNI/ Polri, sekolah kedinasan, sekolah ke luar negeri dan perguruan tinggi favorit.
”Jadi sudah banyak lulusan yang diterima dengan baik di sekolah tinggi lanjutan,” jelas dia. (*)