3. Asrul Sani
Asrul sani lahir di Sumatera Barat pada tahun 1926 yang juga sebagai pelopor Angkatan 45. Karyanya bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, Tiga Menguak Takdir berhasil melejit dan mendapat banyak tanggapan hingga mendatangkan beberapa tafsir.
Ia pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema Suasana, Gelanggang dan pimpinan umum Citra Film. Ia dikenal sebagai penulis cerpen dan drama. Ia juga menulis esai dan terjun ke dunia teater.
4. Idrus
Abdullah Idrus atau lebih dikenal sebagai Idrus adalah seorang sastrawan kelahiran 1921 di kota Padang. Ia aktif dalam bidang penulisan, mulai dari cerpen, novel hingga drama. Ia juga turut menerjemahkan karya sastra.
Karena karyanya bertentangan dengan Lekra dan adanya tekanan politik, Idrus terpaksa harus meninggalkan tanah air dan pindah ke Malaysia.
BACA JUGA:Empat Tokoh Muda di Balik Gerakan Mahasiswa 66, Tokoh Ketiga Pernah Difilmkan
5. Pramoedya Ananta Toer
Tokoh kelahiran Blora, Jawa Tengah pada tahun 1925 ini, dikenal sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
Ia merupakan sastrawan yang menciptakan karya tulis beraliran realisme sosialis. Sayangnya, gaya penulisannya mulai berubah sejak tergabung ke dalam organisasi Lekra dan ia menjadi pro-komunis Tiongkok.
Nah, itulah tokoh-tokoh Angakatan 45 aktif menuangkan karya sastra tentang perjuangan rakyat pada masa penjajahan. (*)
BACA JUGA:Deretan Tokoh-Tokoh Pergerakan pada Masa Perjuangan, Nomor 6 Guru Presiden Pertama