”Gak ada yang nyangka. Mirip sekali perempuan. Mempelai perempuan ini mesra sender- senderan, ngelendot ke mempelai laki – laki,” sambungnya.
Namun, penyamaran ESH sebagai wanita “jadi-jadian” terbongkar setelah 12 hari menikah dengan AK.
Pasalnya ESH sejak malam pertama selalu menolak saat diajak berhubungan badan setelah menikah. Di malam pertama, pelaku yang sudah menanggalkan busana pengantin memilih mengenakan gamis dan cadar meski sedang tidur.
”Dia alasanya sedang sakit. Jadi gak bisa memberikan layanan kepada suami seperti layaknya pengantin baru,” tandasnya.
Kecurigaan berlanjut, ESH juga tidak mau bersosialisasi sehingga keluarga dari AK menaruh kecurigaan.
”Motifnya itu penipuan atau pemerasan terhadap korban,” jelas Kades.
Akhirnya pihak keluarga mencoba menggali informasi dengan mengutus mata – mata ke lingkungan rumah mempelai perempuan. Didapati informasi jikalau ESH merupakan seorang laki- laki tulen.
Kanit Reskrim Polsek Naringgul Bripka Ridwan Taupik mengatakan secara sepintas ESH memang seperti perempuan. Apalagi setiap keluar rumah, pria ini selalu mengenakan gamis perempuan.
Bermodalkan keterangan itu, maka dilakukan pemeriksaan. Setelah didesak ESH mengaku jikalau dirinya seorang laki – laki.
Kasus ini sempat dilaporkan ke polisi. Selanjutnya, ESH langusng diamankan. Namun, berdasarkan pengakuan pelaku melakukan karena terpaksa, maka karena iba pelaku dilepaskan untuk selanjutnya menjaga orang tuanya yang sudah jompo. (*)