RADARTV - Mungkin ini hal baru menjadi sejarah dalam perjalanan BUMD di Provinsi Lampung. Dua Badan Usaha Milik Daerah Pemprov Lampung mulai membukukan laba.
Selama ini, PT Wahana Raharja dan PT Lampung Jasa Utama (LJU) hanya diibaratkan sebagai semang yang terus menghisap induknya dan jadi bancakan para pengelolanya saja.
Terkahir, salah satu pejabat PT LJU diamankan oleh Kejaksaan Tinggi Lampung usai buron dalam kasus korupsi uang perusahaan.
Kabar baik datang dari dua BMUD milik Pemprov Lampung. Di akhir tahun 2024, BUMD PT Wahana Raharja dan PT LJU mampu membuat membukukan laba atau keuntungan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengkonfirmasi dua BUMD ini mulai membukukan keuntungan tahun 2023. Meski tak mau melansir berapa besar laba dan dari sektor apa saja.
Pemprov memastikan tidak akan terburu- buru mengambil deviden BUMD Lampung ini.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto mengatakan meski sudah mencatatkan laba positif. Namun kedua BUMD tersebut belum bisa memberikan, keuntungan atau deviden kepada Pemprov Lampung.
Fahirzal menjelaskan bahwa kondisi BUMD Lampung masih dalam perkembangan awal. Mulai dari pembentukan pimpinan yang baru memlui proses lelang jabatan secara terbuka.
Pihaknya memastikan jika BUMD tersebut, sudah lebih sehat dan tidak lagi mengalami kerugian. BUMD saat ini, sudah lebih efisien dan pengeluarannya sudah bisa ditekan.
BACA JUGA: Resep Es Teler Sultan : Ide Minuman Buka Puasa yang Wajib Dicoba
Dengan adanya efisiensi tersebut membuat keuntungan, yang didapat oleh kedua BUMD tersebut mulai meningkat dan kerugian tahun sebelumnya sudah mulai dibayarkan.
”Jadi memang ada perkembangan baik dari BUMD kita ini. Soal nanti bagi deviden, memang kami serahkan kepada RUPS. Namun memang sebaiknya laba biarkan dulu untuk menguatkan modal,” kata Fahrizal Darminto dihadapan wartawan, Kamis 14 Maret 2024.
Fahrizal memaparkan jika pihaknya tidak ingin terburu-buru menarik deviden dari kedua BUMD tersebut. Dia menekankan ketika BUMD baru tumbuh, akan berdampak jikalau dividen langsung diambil, yakni mengganggu arus modal. ”Lebih baik deviden untuk menguatkan modal,” paparnya.
Dikatakan untuk pengambilan besaran dividen, bergantung rapat umum pemegang saham (RUPS) serta para pemegang saham.