Melongok Bandara Radin Inten II, Warisan Penjajah Jepang yang Mulai Layani Penerbangan Lampung – Bali

Minggu 07-01-2024,21:17 WIB
Reporter : coy h siregar
Editor : Hendarto Setiawan

Budi menambahkan, bandara ini pernah ditetapkan menjadi bandara internasional. Namun, belum atau tak pernah ada penerbangan internasional yang dilayani.

Pemerintah terusmelakukan market sounding untuk mengajak maskapai lokal maupun internasional membuka slot penerbangan di bandara ini. "Bandara Radin Inten II merupakan bandara cukup padat dengan jumlah penumpang 3,7 juta per tahun," kata Budi. 

Bandara Radin Inten II mempunyai landas pacu sepanjang 2770 m x 45 m yang bisa melayani pesawat Boeing 737, dua taxway yang keduanya berukuran 123 m x 23 m serta apron berukuran 195 m x 80 m.

Selain itu bandara ini juga memiliki gedung parkir khusus 4 lantai dengan seluas 2.200 meter persegi yang dapat menampung 700 mobil. Saat ini, Bandara Radin Inten II melayani total 34 penerbangan reguler dengan rata-rata penumpang kurang lebih 7.500 penumpang per hari. 

Di awal tahun 2019 sebelum Covid -19 menyerang, terdapat 7 maskapai yang melayani penerbangan ke bandara ini, yaitu Garuda Indonesia dengan 9 kali penerbangan setiap harinya rute Lampung-Jakarta (Soekarno-Hatta) , Lampung-Palembang dan Lampung-Husein Sastranegara, Bandung. Wings Air dengan 6 kali Penerbangan Lampung-Husein Sastranegara, Lampung-Palembang, Lampung-Bengkulu dan Lampung-Jambi.

Kemudian Sriwijaya 8 kali penerbangan setiap harinya dengan rute Lampung-Jakarta (Soetta), Lampung-Surabaya dan Lampung-Jogja. Selain itu, Nam Air juga telah melayani penerbangan dari Lampung-Jakarta (Soetta) sekali setiap harinya. Batik dengan 2 kali penerbangan setiap harinya Lampung-Jakarta (Soetta) dan Lampung-Jakarta (Halim). Lion Air melayani 6 kali penerbangan setiap harinya dengan rute Lampung-Jakarta (Soetta), Lampung-Surabaya dan Lampung- Batam. Terakhir, Trans Nusa yang melayani 2 kali penerbangan dengan rute Lampung-Kertajati.

Dahulu, bandara ini merupakan pintu gerbang udara satu-satunya Desa Branti, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pelabuhan Udara Branti merupakan peninggalan pemerintahan Jepang dibangun 1943 dan 1946 baru diserahkan ke Pemerintah Indonesia. 

Pelabuhan Udara Branti baru diubah namanya menjadi Bandara Radin Inten II pada 1997. Nama Radin Inten II diambil untuk mengabadikan nama pahlawan nasional dari Provinsi Lampung. (*)

 

Kategori :